Warta

KH. Masdar Farid Masudi: Ke Depan NU Harus Mengangkat Obor Civil Society

NU Online  ·  Rabu, 19 Mei 2004 | 10:30 WIB

 

Jakarta,  NU Online
Warga NU jangan hanya puas dengan keberhasilan mengumandangkan Tahlilan dan Sholawat Badar di mana-mana. Warga NU harus memiliki semangat politik untuk membuat kekuasaan berperilaku benar.

<>

Demikian kesimpulan dialog antara Pelaksana Harian Ketua Umum PBNU, KH. Masdar Mas’udi dengan puluhan Kaum Muda NU, Selasa (18/5) di aula lantai 5 Gedung PBNU.

Tujuan dari kedatangan Kaum Muda NU yang dipimpin oleh Luluk Hamidah tersebut adalah untuk menyampaikan aspirasi kepada pengurus PBNU. Mereka memprihatinkan terhadap kecenderungan NU tersedot ke dalam politik kekuasaan saat ini. Padahal NU merupakan organisasi sosial keagamaan, tetapi ketiga elit PBNU; KH. Abdurrahman Wahid, KH. Hasyim Muzadi dan KH. Solahudin Wahid justru masuk ke dalam politik praktis. Masing-masing sebagai calon presiden dan wakil presiden.

Kaum Muda NU menengarai  setelah pencalonan ketiganya, terjadi upaya-upaya sistematis elit PBNU untuk menjadikan struktur NU sebagai sumberdaya politik yang dimobilisasi untuk kepentingan pensuksesan Pemilihan Presiden. Upaya-upaya seperti itu dinilai mereka telah membalikkan orientasi gerakan NU dari gerakan yang berorientasi kepada penegakan nilai-nilai HAM, Pluralisme, Kebangsaan dll, mengarah ke gerakan politik kekuasaan yang sifatnya sesaat dan jangka pendek.

Untuk itu, Kaum Muda NU meminta Syuriyah PBNU secara tegas menonaktifkan Capres dan Cawapres berserta tim sukses masing-masing dari jabatan struktural NU hingga proses pemilihan presiden berakhir.

Menanggapi pernyataan sikap Kaum Muda NU. Masdar mengemukakan, “NU bukan organisasi politik, tetapi kita menyadari bahwa NU merupakan kekuatan politik,”kata Masdar. Lebih lanjut Pelaksana Harian PBNU ini mengatakan, “Karena posisinya yang strategis itu, NU tidak jarang bertemu dengan kekuatan di luarnya  yang memiliki perhitungan politik. Agar kekuatan yang dimilikinya dapat menebarkan kemaslahatan bagi masyarakat. NU harus tumbuh sebagi kekuatan dari gerakan civil society,”tandasnya.

Kami juga sedang merencakan penataan tata tertib bagi mandataris NU di tingkat pusat sampai daerah yang dipilih dalam forum Muktamar PBNU, maupun pemilihan wilayah, dan cabang, untuk dilarang mencalonkan atau dicalonkan,”kata Masdar. Tentu hal itu akan diusulkan pembahasannya dalam Muktamar PBNU yang akan datang ini,”tandasnya.

Masdar juga mengatakan,”Saya pikir semua tuntutan dalam pernyataan sikap Kaum Muda NU sudah direspon secara lebih oleh Rapat Syuriyah PBNU di Rembang kemarin (16/2),’kata Masdar seraya mengingatkan yang hadir untuk membaca 9 keputusan hasil rapat Syuriyah PBNU di Rembang.(Dul)