Warta

KH Hasyim Muzadi Tutup Harlah NU Gresik

NU Online  ·  Senin, 20 Oktober 2003 | 16:11 WIB

Gresik, NU.Online
Acara penutupan Harlah NU ke 80 di Gresik yang berlangsung Senin (20/10) di pondok pesantren Qomaruddin Bungah berlangsung istimewa. Pasalnya, acara yang dibarengkan dengan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad itu dihadiri seluruh kiai sepuh NU di Gresik, seperti KH Idris Sahlan, KH Zaini Rosyid, KH Suhail Ridwan, KH Masbukhin Faqih dan pemangku pesantren Qomaruddin KH Ahmad Muhammad Al Hammad.

Acara itu menghadirkan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Ketua Dewan Syura DPW PKB Jatim KH Anwar Iskandar. Ikut pula memberikan sambutan anggota DPR RI dari PKB Drs Effendy Choirie, MH MAg.

<>

Acara itu menjadi ajang konsolidasi NU dan PKB sekaligus muncul dukungan untuk Bupati Gresik dari PKB, Drs KH Robbach Ma’shum, MM agar diberi kesempatan menjabat kedua kalinya setelah menghabiskan masa jabatannya tahun 2005 mendatang. Mulai dari sambutan Ketua PCNU Drs Husnul Khuluq, MM yang menyatakan tekad NU Gresik agar Bupati Gresik tetap dipercayakan kepada kader NU yakni KH Robbach Ma’shum. Ketika Effendi Choirie diberi waktu menyampaikan sambutan juga menyatakan hal yang sama, bahwa sudah selayaknya KH Robbach Ma’shum diberi kesempatan dua kali menjabat sebagai bupati Gresik.

Kemajuan pembangunan di Gresik sangat drastis dan fantastis. Selama Orde Baru berkuasa, tidak ada yang namanya jalan poros desa. Tapi ketika Bupati Gresik dipegang kader NU dan PKB, maka masyarakat desa merasakan manfaatnya pembangunan diantaranya berupa pembangunan sarana jalan poros desa. “Baru tiga tahun menjabat perkembangan pembangunan sudah luar biasa. Maka sangat layak untuk diberi kesempatan satu periode lagi,” tandas Effendi bersemangat.

Gayungpun bersambut, saat KH Anwar Iskandar menyampaikan ceramahnya, secara terus terang mengakui, bahwa baru kali ini di Jawa Timur, bupati yang masih menjabat sudah diusulkan dan didukung masyarakat dan para kiai untuk dicalonkan kembali. Biasanya, kata Gus War, bupati yang sedang menjabat diharapkan cepat berhenti, bahkan dijegal melalui LPJ agar tidak bisa menjabat lagi. “Tapi lain dengan di Gresik ini, Pak Robbach masih menjabat sudah dicalonkan lagi. Baru kali ini saya mendengar di Jawa Timur,” tegas Kiai Anwar.

Dukungan yang kuat itu, lanjur Gus War, berarti kader NU dan PKB yang menjadi bupati bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas sesuai konsep rohmatan lil alamiin. Hal itu berarti setelah NU punya partai sendiri yakni PKB, benar-benar mampu memperjuangkan aspirasi dan kepentingan warga NU. “Kalau seperti ini, maka seluruh warga NU harus mendukungnya demi kemaslahatan ummat secara keseluruhan,” tambahnya.

Sementara KH Hasyim Muzadi yang tampil paling akhir banyak mengupas posisi NU yang selalu datang karena dibutuhkan ketika negara dalam keadaan gawat. Meski sempat disampaikan dukungan secara terbuka oleh KH Anwar Iskandar sebagai calon Presiden RI mendatang, tapi Kiai Hasyim Muzadi tidak terpancing untuk meresponnya. Bahkan, Kiai Hasyim banyak cerita sumbangsih NU dalam ikut membantu mendamaikan dunia dan menepis tudingan negara asing bahwa Indonesia sarang terorisme. “Tugas NU pada bidang Mabadi’ Khoiro Ummah, untuk politiknya serahkan ke PKB,”tandasnya. (dmo/fik)