Warta

KH Hasyim Muzadi Setuju Penghentian Perundingan dengan GAM

NU Online  ·  Ahad, 27 April 2003 | 04:52 WIB

Jakarta,NU Online Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi setuju dengan adanya penghentian perundingan di Jenewa karena selama ini perundingan dengan GAM selalu ditunda-tunda oleh mereka. “Kita sudah sering menunda perundingan dengan GAM karena ulah mereka dan ini tidak boleh terulang lagi”, ungkapnya. “Dan kita tidak perlu takut pada tekanan negara lain berkaitan dengan masalah Aceh. Ini adalah masalah kedaulatan” tambahnya, karena selama ini kita selalu takut jika tidak mendapat bantuan dari negara lain “Ketakutan ini hanya berupa asumsi seolah-olah kita akan mati jika tidak menuruti permintaan mereka “Kita tergantung pada negara lain juga tidak maju-maju dan kita bersikap independen bukan berarti tidak bisa maju” tambahnya.

Berkaitan dengan penyelesaian masalah NAD Hasyim Muzadi berpendapat, “Penyelesian masalah Aceh harus dilakukan secara komprehensif,” ungkapnya. Penyelesaian persoalan NAD selain melalui pendekatan militer dengan cara menumpas GAM, juga harus disertai dengan pendekatan kesejahteraan dan keadilan sosial. “Untuk itu, NU siap membantu lewat jalur keagamaan dan sosial di mana NU memiliki kompetensi,” tambahnya.

<>

KH Hasyim Muzadi menambahkan, bahwa serangan TNI terhadap GAM diperkenankan apabila keberadaan GAM sudah mengancam NKRI, dan yang bisa mengukur apakah GAM sekarang ini sudah mengancam NKRI atau belum, merupakan keputusan presiden.

Persoalan Aceh sudah ada sejak zaman Presiden Soekarno dan pada zaman orde baru diadakan DOM di Aceh untuk menumpas GAM. Namun demikian persoalan ini baru ramai dibicarakan setelah adanya kebebasan pers pada masa reformasi, dan dari tahun ke tahun masalah itu semakin membesar.

Terdapat kecenderungan bahwa kekuatan GAM semakin meningkat, terutama setelah adanya perjanjian penghentian permusuhan yang ditandatangani pada tanggal 9 Desember 2002 oleh GAM dan Pemerintah Indonesia. Pada masa ini mereka berusaha meraih sebanyak mungkin anggota baru.

Menurut Hasyim Muzadi terdapat perbedaan pendekatan antara GAM zaman dahulu dengan sekarang. Pada zaman dahulu GAM timbul karena kebencian pada tentara yang melakukan DOM, dan belum berhasil menarik perhatian internasional karena perhatian mereka tercurah pada masalah Timor Timur

Saat ini usaha yang mengarah pada pemisahan diri dari Indonesia semakin kuat tumbuh di Aceh dan dunia internasional sudah menaruh perhatian besar pada masalah ini. Apabila masalah GAM dibiarkan berlarut-larut dan kekuatan GAM semakin besar, maka penyelesaiannya juga semakin sulit, jadi  harus diselesaikan secepatnya .“Sebenarnya GAM sama saja dengan DI TII, Permesta, RMS dan pemberontakan-pemberontakan lainnya” ungkap Hasyim Muzadi (Mkf).