Ketua MK: Demokrasi adalah Sistem Terbaik dari yang Terburuk
NU Online · Kamis, 19 Maret 2009 | 14:30 WIB
Tidak ada konsep dan sistem politik terbaik untuk menyelenggarakan sebuah pemerintahan. Demokrasi pun bukanlah yang terbaik dan tanpa kekurangan. Namun, ia adalah yang terbaik dari konsep dan sistem terburuk yang ada saat ini.
Hal tersebut dikatakan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD saat menjadi pembicara utama dalam Workshop Civic Education yang digelar Pengurus Besar NU di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (19/3).<>
Dalam ilmu politik, jelas Mahfud, dikenal sejumlah konsep dan sistem, di antaranya, teokrasi, aristokrasi, otokrasi, demokrasi, monarki dan sebagainya. Semua itu, katanya, tidak ada yang terbaik dan masing-masing memiliki banyak kelemahan.
“Tapi, demokrasi adalah yang terbaik dari semua yang buruk itu. Demokrasi pun punya banyak kelemahan,” ungkap Mahfud Guru Besar Ilmu Hukum pada Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, itu.
Karena itu, imbuh Mahfud, tidak heran jika dua filosof besar dunia yang juga pencetus gagasan demokrasi, yakni Plato dan Aristoteles, mengatakan: “Jangan kau andalkan demokrasi karena demokrasi itu mengandung banyak demagog (pembohongan).”
“Ribuan tahun yang lalu, Plato dan Aristoteles sudah mengingatkan. Itu artinya, mereka sadar bahwa demokrasi itu tak dapat diandalkan sepenuhnya karena juga memiliki banyak kekurangan,” terang Mahfud.
Menurut dia, satu hal yang menjadi kelemahan demokrasi adalah sistem itu lebih mengedepankan prinsip menang-kalah yang bersandar pada suara terbanyak. Kebenaran, dalam sistem demokrasi, adalah jika dia didukung banyak pihak. Kebenaran bagi sekelompok kecil tak dapat dianggap sebagai sebuah kebenaran.
“Lihat saja di DPR itu, semua kebijakan harus didukung sebanyak-banyaknya anggota DPR. Ibaratnya, babi bisa saja dianggap halal kalau (sebagian besar anggota) DPR mengatakan itu halal,” ungkapnya mencontohkan.
Demokrasi, menurut dia, harus diimbangi dengan nomokrasi, yakni tata aturan yang sungguh-sungguh mampu memberi rasa keadilan bagi masyarakat. Nomokrasi tidak bersandarkan pada menang-kalah, melainkan pada kebenaran, keadilan dan kejujuran. (rif)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua