Jember, NU Online
Kerukunan dan toleransi merupakan kunci utama dalam meraih kedamaian antar umat beragama. Dengan kerukunan, hidup terasa sejuk meski berada di tengah-tengah beragam penganut agama, sehingga perbedaan terasa nikmat. Sebaliknya, tanpa terciptanya kerukunan sulit bagi bangsa manapun untuk damai.
“Makanaya kami sangat mendukung adanya prakarsa silaturrahim tokoh lintas agama, dan kita memang harus tampil dalam formula yang menyejukkan,” tukas Sekretaris PCNU Jember, H Misbahussalam saat memberikan sambutan dalam acara Buka Bersama Tokoh Lintas Agama Jawa Timur di sebuah rumah makan di Jember, (Sabtu,28/8).<>
H Misbah menguraikan, agama apapun sesungguhnya menganjurkan hidup rukun dan damai. Karena itu, pihaknya sangat menyayangkan adanya oknum agama tertentu yang membuat kekerasan atas nama agama. Sebab, katanya, hal tersebut justru mencoreng nilai luhur agama itu sendiri, terutama Islam.
“Karena mereka mengatasnamakan agama (Islam), maka dikira Islam mengajarkan seperti itu,” tegasnya.
Dikatakannya, NU terus akan menjadi pelopor kerukuan umat antar agama. Hal ini bisa dilihat misalnya dari terlibatnya tokoh-tokoh NU dalam beragam forum kerukunan antar umat beragama sedunia. Di tingkat lokal, jalinan tokoh-tokoh NU dengan tokoh lintas agama juga, terjalin baik.
“Ini sudah menjadi komitmen pengurus NU di tingkat pusat hingga daerah,” ucap mantan anggota komisi D DPRD Jember itu seraya berharap agar forum tokoh silaturrhim lintas agama itu bisa diwujudkan dalam bentuk yang lebih kongkret.
Sementara itu, perwakilan Yayasan Pondok Kasih, Pdt Yohanes Eddy Sunarko menegaskan, pihaknya akan selalu menjalin silaturrahnmi dengan segenap tokoh agama. Tujuannya, adalah untuk mempererat tali persaudaraan. “Kmi yakin persaudaraan yang kita bangun akan banyak manfaatnya, lebih-lebih ini bulan puasa,” jelasnya.
Acara itu sendiri digelar Yayasan Kasih Peduli Masyarakat Indonesia (YKPMI) bekerjasama dengan Yayasan Pondok Kasih, Surabaya. Selain H. Misbah, hadir juga dalam acara tersebut beberap tokoh diantaranya H. Mas Muhlisinalahuddin, Habib Hasan Al-Hamid dari Bangsalsari dan Syekh Maulana Qamaruddin dari Bangil dan sejumlah ulama local.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Aryudi A Razak
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua