Warta

Kemaksiatan Melanda Irak

NU Online  ·  Ahad, 4 Mei 2003 | 05:53 WIB

Jakarta.NU.Online
Setelah perang berakhir, Irak serang sedang mengalami revolusi yang lain. Sensor ketat dari pemerintah Saddam atas buku, video CD, buku atau prostitusi  yang sekarang dihilangkan menyebabkan tumbuhnya kemaksitan dimana-mana.

“Film sekarang lebih menarik karena ada “sex” ujar Mohammaed Taher, 18 tahun. Sejak Sabtu lalu, ketika bioskop dibuka kembali dengan film yang tak disensor, “Blue Chill,” dia melihatnya tiga kali.

<>

Tak seorangpun tahu, kapan ini berakhir, atau mungkin tak akan pernah berakhir. Banyak orang Irak membenci Amerika karena mereka menimbulkan degradasi moral. Jika hal ini terus berlangsung mereka akan mengadakan perang suci menentang pasukan AS yang menduduki negeri mereka. “Segalanya tidak sesuai dengan ajaran Islam, semua yang kami benci dimasukkan Amerika ke sini seperti penyakit” kata Abbas Hamid, 60 tahun, seorang pedagang. “Kami akan mengusir mereka. Kami sekarang lelah, tetapi kami akan bangkit untuk mengusir orang Amerika,” tambahnya.

Sahad Hashim, manajer dari Atlas Cinema, tidak dapat menyatakan kegembiraannya. Karena ketiadaan aturan, dia dapat menutup biskopnya sampai jam 3 pagi dan memperoleh pendapatan dua kali lipat daripada sebelum perang.

“Orang-orang sekarang memenuhi bioskop kami” katanya, “Bahkan jika kami mau terus buka sampai pagi, saya dapat menjual tiket lebih banyak”. Dibawah pemerintahan Saddam, Hasyim harus memotong adegang sex dari film yang ditampilkan.

Minuman keras sekarang juga di jual bebas di pojok-pojok jalan, seperti bir Amstel dan wiski Jack Daniel’s. Dalam beberapa tahun terakhir, minuman beralkohol dilarang dijual di Irak, “Sekarang saya bebas mekalukan segala sesuatu sesuai keinginan saya” kata Firaz Sabi” bekas tukang ban yang sekarang menjual Dewar’s scotch. Pelacuran juga mulai tumbuh di jalan-jalan. (CNN/mkf)