Warta

Kedepan Da’i NU Mandiri dan Sejahtera

NU Online  ·  Selasa, 29 Maret 2011 | 00:23 WIB

Wonogiri, NU Online
Kedepan da’i Nahldatul Ulama (NU) yang ada di daerah-daerah harus memiliki kemandian secara ekonomi dan hidup sejahtera. Caranya, para da’i NU, bergabung dalam kelompok usaha berbasis lokal yang ada di daerah. Oleh karena itu keberadaan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) dan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU), bertanggung jawab untuk membantu, mensejahterakan para da’i dan warga NU.

Pernyataan itu disampaikan Prof Dr Ir H Ahmad Dimyati, MSi, Ketua LPNU PBNU, ketika menjadi pembicara pada Pelatihan dan Pengembangan tentang Pertanian dan Ekonomi Ummat berbasis Aswaja, di Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah, Wonogiri, Jawa Tengah Sabtu (26/3). 
>
Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian RI itu lebih lanjut menjelaskan, potensi yang ada seperti sekolahan dan pesantren bisa dijadikan sebagai tempat pelatihan dan sekaligus percontohan. “Para da’i dan kader NU dilatih berwirausaha dengan pendekatan spiritualitas,” kata Ahmad Dimyati.

Memberdayakan da’i melalui penguatan kelompok usaha mikro, seperti paguyuban petani melon, singkong, jamur, peternak ayam potong, domba garut, sapi perah dan sejenisnya, lebih efektif dan bermanfaat. Dengan harapan, kedepan ia bisa hidup mandiri dan sejahtera.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kalau para da’i dan warga NU bisa mandiri dan sejahtera, maka bukan persoalan ekonomi semata, tetapi berdampak positif terhadap sosial, politik dan budaya. “Ayo kita bagi-bagi tugas, didaerah melakukan pengutan kelompok mikro, sedangkan pengurus pusat menggarap makro, sehingga kebijakannya nyambung,” paparnya.    

Sementara itu da’i, da’i yang ada di perkotaan, kata Ahmad Dimyati, sudah terbawa arus ajaran Wahabi. “Tak sedikit para da’i, di perkotaan menyerukan kepada jamaah hanya berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan hadits dengan melupakan ijma dan qiyas,” paparnya.

Para da’i NU jangan  minder dengan istilah bid’ah, qunut, yasinan dan thoriqah, soalnya diluar NU kultural dan structural, kecenderungan melakukan yasinan, tradisi tasawuf, dzikir di rumah-rumah pejabat, perkantoran dan lembaga bisnis saat ini tengah ngetren. Ia menjadi salah satu penjaga gerak Wahabi. (ccp)