Warta

Keberhasilan LKMS Belum Dirasakan Menyeluruh

NU Online  ·  Selasa, 15 Juni 2010 | 09:30 WIB

Jakarta, NU Online
Aktivitas bisnis lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) di lingkungan masyarakat Nahdliyin sudah berjalan dan memperlihatkan hasil yang menjanjikan. Namun, aktivitas bisnis LKMS tersebut bukan merupakan aktivitas NU secara kelembagaan dan belum menjadi mainstream atau pola gerakan ekonomi jam’íyyah Nahdlatul Ulama.

Demikian dinyatakan oleh Ketua Lembaga Pengembangan perekonomian nahdlatul Ulama (LP2NU) Muhyiddin Arubusman dalam sambutannya pada pembukaan pelatihan pengelola dan penggerak Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Gedung PBNU Jl. Kramat raya 164 Jakarta, Senin (14/6). Menurut Muhyiddin, kondisi ini meyebabkan keberhasilan LKMS di suatu daerah belum dapat dirasakan manfaatnya oleh warga NU di seluruh pelosok Nusantara.<>

"Keberadaan LKMS, yang lazim mewujud ke dalam bentuk BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) dan KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) sangat penting untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat kecil, terutama pelaku ekonomi mikro yang kesulitan untuk mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan,"  tutur Muhyiddin.

Namun realitas di lapangan, lanjut Muhyiddin, menunjukkan bahwa peran LKMS sangat signifikan dalam mengembangkan usaha-usaha produktif dan dalam meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha mikro melalui aktivitas penghimpunan dana dari kelompok masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkannya kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan dana untuk pembiayaan usahanya.

"Kami meyakini bahwa berjalannya kegiatan ekonomi mikro di lapis masyarakat kelas bawah merupakan kunci untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran yang selama ini menjadi permasalahan klasik Bangsa Indonesia, dan juga menjadi permasalahan klasik jam’iyyah NU. Oleh karena itu, kami akan berupaya melakukan sosialisasi dan langkah-langkah yang diperlukan agar aktivitas bisnis LKMS dapat menjadi mainstream dan pola gerakan ekonomi jam’iyyah NU," terang Muhyiddin.
 
Lebih lanjut Muhyiddin berharap agar  jam’iyyah NU dapat menjembatani warganya melangkah dari keterbelakangan menuju kemakmuran, demi terwujudnya kesejahteraan warga NU.

"Bukan hanya kesejahteraan bagi pengurus NU. Terutama warga NU yang berada di pedesaan, dan warga NU di kantong-kantong kemiskinan," tandasnya. (min)