Jakarta, NU Online
Aturan agama bagi pemeluknya bersifat mengikat. Untuk mencari ridha Allah, umat Islam harus mematuhi pakem yang sudah digariskan. Namun demikian, ajaran Islam tidak kaku. Sebab, Islam memegang asas menjalankan agama sesuai dengan kemampuan.
Demikian disampaikan Katib Aam PBNU KH Malik Madani dalam diskusi bedah buku Fiqh Keseharian Buruh Migran di kantor PBNU, di Gedung PBNU beberapa waktu lalu.
<>
“Islam itu kan tidak kaku. Jadi ndak merepotkan,” tegas Malik Madani yang juga mantan dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
“Siti Aisyah (istri Nabi SAW, red.) sendiri pernah bercerita, Ma khuyyiran nabiyyu shallallahu alaihi wa sallama bayna amraini, illakhtara aysarahuma ma lam yakun ma’tsaman. Nabi Muhammad SAW sendiri belum pernah dihadapkan pada dua pilihan, melainkan Beliau akan mengambil pilihan yang lebih mudah di antara keduanya selama pilihan itu tidak mengandung dosa,” jelasnya.
Jadi, terang Malik, Nabi Muhammad akan memilih opsi yang lebih ringan. “Dengan catatan, opsi itu tidak mengandung dosa, ujarnya dalam diskusi,” tegasnya. Ia mengatakan, hadis ini bukan alasan untuk memudah-mudahkan persoalan agama. Tetapi, demi suatu tujuan yang dianggap perlu, pintu ‘memudahkan’ terbuka lebar.
Redaktur : Hamzah Sahal
Penulis : Alhafidz Kurniawan
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
3
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
4
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
5
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
6
Alokasi 44 Persen Anggaran Pendidikan untuk MBG Tuai Kritik, Disebut sebagai Kesalahan Besar Pemerintah
Terkini
Lihat Semua