Kasus Goldquest Terus Dilanjutkan ke Pengadilan
NU Online · Selasa, 21 Oktober 2003 | 13:53 WIB
Jakarta, NU.Online
Cucu pendiri NU almarhum KH Hasyim Asy’ari yakni KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan putra almarhum pendiri NU itu KH Yusuf Hasyim (Pak Ud) akan melanjutkan kasus koin emas bergambar KH Hasyim Asy’ari ke pengadilan.
"Saya sebagai anak satu-satunya dari almarhum kiai Hasyim Asy’ari yang masih hidup tak dapat menerima pencantuman gambar pendiri NU itu dalam koin emas GoldQuest, karena itu polisi membatalkan acara itu, tapi saya akan tetap meneruskan ke pengadilan," kata Pak Ud di Surabaya, Selasa.
<>Hal itu dikemukakan Pak Ud di depan sekitar 800 santri Pesantren Tebuireng Jombang yang melakukan aksi demonstrasi (demo) untuk membatalkan acara peluncuran koin emas bergambar KH Hasyim Asy’ari di hotel JW Marriott Jalan Embong Malang 85-89 Surabaya itu.
Sementara itu, ratusan undangan peluncuran dari berbagai kota di Indonesia terlihat berkerumun di depan pintu hotel, karena mereka tidak diperbolehkan masuk untuk menunggu hasil negosiasi antara Wita Dahlan dari GoldQuest, Kapolresta Surabaya Selatan AKBP Ilham Salahuddin, dan KH Yusuf Hasyim (Pak Ud) selaku ahli waris KH Hasyim Asy’ari.
Namun, para undangan GoldQuest dari berbagai kota di Jatim, Jateng, Jakarta, dan bahkan luar Jawa itu akhirnya melihat ratusan santri Tebuireng yang tiba di pintu gerbang hotel pukul 15.00 WIB, kemudian berorasi untuk menuntut pembatalan acara yang mereka hadiri dengan membayar Rp100 ribu per-orang itu.
Selang beberapa menit usai negosiasi, Pak Ud selaku pengasuh Pesantren Tebuireng menghampiri massa untuk menyampaikan hasil negosiasi yang intinya polisi sepakat membatalkan acara peluncuran dan pelatihan GoldQuest di hotel JW Marriott karena tanpa izin, sehingga massa membubarkan diri pukul 16.00 WIB.
Namun, selang sepuluh menit kemudian atau sekitar pukul 16.10 WIB terlihat Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) datang ke hotel JW Marriott bersama para petinggi GoldQuest International Ltd.
Dalam pernyataan pers di bandara Juanda Surabaya, Gus Dur menyatakan penyesalan atas pembatalan acara itu dan akan menuntut Polda Jatim karena melakukan pendekatan keamanan dalam pembubaran acara itu.
"Saya menyatakan penyesalan mendalam atas pendekatan keamanan yang dilakukan polisi, karena itu saya akan maju menuntut Kapolda Jatim ke PTUN. Segala sesuatu itu harus diselesaikan secara hukum dan itulah yang saya tantang, bukan dengan pendekatan keamanan," katanya.
Ketika ditanya tentang posisi Pak Ud sebagai anak KH Hasyim Asy’ari yang lebih menuntut dibanding dirinya yang hanya cucu, Gus Dur menyatakan hal itu jangan ditentukan Pak Ud, tapi biarkan hukum yang menentukan, karena dirinya meragukan Pak Ud. "Itu kepentingan pribadi Pak Ud, karena kalau Pak Ud mengajak keluarga, kenapa tidak mengajak semua keluarga, termasuk kakak-kakak saya sebagai cucu seperti Abdul Hakim Hasyim, Abdul Cholid Hasyim, dan Abdul Karim. Jadi, keluarga yang diajak Pak Ud (sebanyak lima orang) itu hanya minoritas di keluarga," katanya.
Mengenai alasan Pak Ud bahwa GoldQuest telah mencemarkan nama baik KH Hasyim Asy’ari, mantan Ketua Umum PBNU itu justru menilai langkah GoldQuest sangat mengagungkan almarhum pendiri NU itu. "Kalau Pak Ud melarang gambar KH Hasyim Asy’ari, kok gambar mbah Hasyim Asy’ari yang dijual di jalanan tidak dilarang. Itu terkait hak cipta intelektual yang tak ada hubungan dengan soal warisan, karena warisan itu soal materi, tapi hak intelektual ’kan bukan materi," katanya.
Tentang kompensasi yang diberikan GoldQuest kepada dirinya, Gus Dur menyatakan tidak ada, karena GoldQuest akan menyisihkan keuntungan dari kepingan emas kepada yayasan pendidikan anak terlantar, diantaranya yayasan "Darussalam" di Jakarta yang diasuhnya. "Saya izinkan koin emas GoldQuest ya karena menyisihkan keuntungan untuk pendidikan anak-anak terlantar itu," katanya.
Ditanya tentang adanya keputusan PWNU Jatim yang mengharamkan GoldQuest pada Nopember 2002, ia mengatakan hal itu belum final, karena masih ada pengambil keputusan yang lebih tinggi yakni Munas Alim Ulama dan Muktamar NU.
Sementara itu, kalangan GoldQuest tak mempersoalkan pembatalan peluncuran koin emas itu, karena pembatalan itu justru dapat menjadi ajang kampanye gratis bagi usahanya dan usahanya dapat dirintis pada satu atau sepuluh tahun mendatang.(cih)***
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua