Kaki Tangan Asing Tak Mau Akhiri Ketergantungan Indonesia
NU Online · Sabtu, 13 Desember 2003 | 07:04 WIB
Jakarta, NU.Online
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Sri Edi Swasono mengatakan sikap pemerintah yang tidak mempedulikan pengurangan utang CGI itu karena ada sekelompok profesional dan elit intelektual yang menjadi kaki tangan asing. Mereka tidak mau mengakhiri ketergantungan Indonesia dari lembaga-lembaga keuangan internasional.
''Mereka adalah kelompok komprador dan kaki tangan asing untuk selalu mengajak kita untuk meminjam dan meminjam utang kepada pihak asing,'' kata Sri Edi saat menyampaikan Orasi Ilmiah 'Kemandirian bangsa, entrepreneurship dan perencanaan pembangunan nasional' di Universitas Pancasila Jakarta, Kamis lalu (11/12).
<>Dia menegaskan sinyalemennya itu tidak mengada-ada karena GBHN 1999-2004 dan Tap MPR No.VI/2002 mengamanatkan untuk mengakhiri ketergantungan Indonesia terhadap pengaruh dan superordinasi lembaga-lembaga keuangan internasional.
Hal seperti itu beralasan karena tidak semua pihak di Indonesia memerlukan utang luar negeri. Departemen Kehutanan misalnya, menyatakan tidak membutuhkan utang dari CGI. ''Saya lebih meminta komitmen mereka untuk tidak lagi menerima produk kayu yang berasal dari penebangan liar dan penyelundupan,'' kata Menhut M Prakosa.
Selama ini, komitmen negara maju anggota CGI untuk masalah ini masih sangat rendah. Kecuali, Inggris dan Jepang yang mulai menaruh perhatian besar. ''Respon mereka atas ajakan saya untuk secara politis ikut memerangi penebangan liar dan penyelundupan serta tidak menerima produk yang berasal dari kedua kegiatan itu minim,'' tegas Prakosa.
Namun, menurut Wapres Hamzah Haz, Indonesia tidak mempunyai pilihan lain untuk lepas dari jeratan utang. Apalagi, tidak ada penjadwalan utang setelah Indonesia keluar dari program Dana Moneter Internasional (IMF).
''Ya bagaimana ya, kita dalam keadaan krisis dan kita masih butuh dana, perlu devisa untuk saat ini, tapi memang yang berat buat kita setelah kita keluar dari IMF tidak ada lagi utang yang dijadwal ulang,'' kata Wapres.
Seperti diketahui, sidang CGI ke-13 sama sekali tidak menyinggung soal program pengurangan beban utang luar negeri Indonesia. Seharusnya, isu ini menjadi pembicaraan serius karena Indonesia sangat dibebani utang luar negeri. (cih)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua