Kaderisasi merupakan prioritas utama dalam strategi pengembangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Seiring dengan perjalanan waktu, regenerasi di tubuh internal terus dijalankan. Strategis pengembangan PMII didasarkan daerah-daerah yang memilih basis yang kuat. Artinya PMII memiliki kriteria tertentu untuk membentuk cabang. Tidak semua daerah kota/kabupaten ada cabang PMII.<>
Demikian diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal PB PMII Adius Zailani pada Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII, Kamis (30/12/201), di Pondok Pesantren Al Ma’arif Bukittinggi. PKD diikuti utusan dari PMII Kota Sungaipenuh Kerinci, Padangpariaman dan Bukittinggi sendiri. PKD berlangsung Rabu (29/12/2010) hingga Sabtu (1/1/2011), dengan menghadirkan instruktur dari PB PMII, Kopri PB PMII dan Mabincab PMII Padang.
Menurut Adius, PMII sangat selektif terhadap pendirian cabang. Strategi pengembangan PMII lebih diarahkan pada kualitas kader yang dihasilkan, bukan jumlah kader dan cabang yang ada.
“Untuk pengembangan PMII di Sumatera Barat tidak terlepas dengan kearifan lokal, Islam dan budaya sebagai sebuah simbol kekuatan PMII dalam meneguhkan identitas PMII,” kata Adius.
Ditambahkan, bangkitnya eksistensi PMII di ranah Minang diawali oleh lahirnya kembali PMII Cabang Padang tahun 2006. Hampir 7 tahun PMII hilang dari bumi ranah Minang. Sejarah mencatat bahwa PC PMII Padang adalah cabang tertua di Sumatera. Dulunya ada sekitar 8 cabang di Sumatera Barat.
“Dengan berdirinya kembali PMII Cabang Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padangpariaman dan Bukittinggi, bahkan Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Sumatera Barat nantinya menunjukkan bahwa PMII tidak pernah mati karena Sumatera Barat banyak kampus agama dan umum sebagai sentrum basis gerakan mahasiswa,” kata Adius.
Khusus PC PMII Kota Bukittinggi, terus melakukan kaderisasi, baik MAPABA maupun PKD. Artinya keberadaan PMII di Bukittinggi sangat lekat di hati mahasiswa dan masyarakat Bukittinggi. PMII Bukittinggi sangat serius dalam pengembangan kaderisasi. “Kehadiran PMII di Bukittinggi tentu memiliki arti sendiri bagi semua pihak. Seperti diketahui, Bukittinggi punya nilai sejarah nasional di republik ini. Di Bukittinggi ini lahir pemimpin/kader-kader bangsa Indonesia,” tambah Adius. (bat)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua