Warta

Kader PMII Harus Mampu Menulis di Media Massa

NU Online  ·  Sabtu, 7 Mei 2011 | 03:22 WIB

Pariaman, NU Online
Perkembangan media massa dan informasi yang pesat saat ini harus mampu dimanfaatkan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Jangan sampai kader PMII tidak memiliki kemampuan dalam penguasaan media informasi. Kader yang tak mampu menguasai informasi akan menjadi kader yang kerdil cara berpikirnya.<<>br />
Wakil Sekretaris PWNU Sumbar Bagindo Armaidi Tanjung mengungkapkan hal itu saat tampil sebagai narasumber pada pelatihan jurnalistik PMII Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin Pariaman, Jumat (6/4/2011), di aula Ponpes Nahdlatul Ulum Desa Kajai Kecamatan Pariaman Timur Kota Pariaman. Pelatihan dihadiri Sekretaris PC PMII KOta Pariaman Idris itu merupakan follow up dari Mapaba PMII yang diselenggarakan seminggu sebelumnya.

Menurut Kontributor NU Online Sumatera Barat ini, salah satu upaya untuk mampu menguasai media informasi adalah bagaimana kader PMII memiliki kemampuan menulis di media massa.

"Mereka yang menguasai informasi di media massa, maka merekalah yang menang dalam berbagai pertarungan. Apalagi sekarang perang itu tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan perang informasi untuk saling mempengaruhi pihak tertentu," kata Armaidi Tanjung.

Untuk itu, kata Armaidi Tanjung, setiap kader PMII dituntut terus belajar bagaimana bisa menulis di media massa sehingga pikiran dan gagasannya dapat diketahui publik.

"Sebagus apa pun pikiran kader PMII dalam membangun masyarakat, maka tak dapat diketahui publik. Sebaliknya, meskipun pikiran kader PMII tidak terlalu istimewa, namun karena ditulis dan dibaca di media massa, maka banyak orang akan mengetahuinya.

Selain itu, dalam berdakwah dan dan mencegah kerusakan di tengah masyarakat akan lebih luas jangkauannya.

"Yang tak kalah pentingnya, dengan menulis pikiran dan gagasan seseorang dapat tersimpan dalam waktu lebih lama. Banyak ulama dan tokoh yang sudah lama wafat, namun hingga kini masih tetap dikenang melalui tulisan-tulisannya.

"Karenanya, kader PMII Pariaman harus mulai menulis, menulis. Jangan takut gagal dan salah," kata Armaidi Tanjung penulis buku Free Seks No, Nikah Yes ini. (bat)