Warta

Jihad ala Pesantren di Mata Antropolog Amerika

NU Online  ·  Kamis, 11 September 2008 | 12:07 WIB

Jakarta, NU Online
Kata-kata “jihad” bagi sebagian orang sudah menimbulkan makna negatif yang menakutkan, kekerasan yang mengatasnamakan nama agama yang dilakukan oleh orang Islam.

Lalu, apa makna jihad dimana seorang atropolog Amerika Serikat, Prof Ronald Alan Lukers-Bull, PhD? Pandangannya ditulis dalam sebuah buku “Jihad ala Pesantren di Mata Antropolog Amerika” yang didiskusikan oleh Badan Litbang dan Diklat Depag, Kamis, (11/9) di Jakarta.<>

“Jihad bagi pesantren adalah menghadapi globalisasi, merekonsepsi kembali modernitas yang didasarkan pola pemikiran yang cocok untuk umat Islam dan yang cocok untuk Indonesia agar bisa bersaing di psar dunia,” katanya.

Ia menjelaskan, masyarakat muslim merespon modernitas dengan berbagai cara. Turki pada masa lalu dengan mengadopsi modernitas seutuhnya seperti di Barat, tetapi ada kelompok Islam yang menolak semua yang berasal dari Barat. “Indonesia merupakan campuran yang memadukan keduanya,” jelasnya.

Sayangnya, mengutip ahli sejarah Islam Bernard Lewis, yang banyak terjadi bukanlah perkawinan antara tradisi Islam dan Barat yang baik, tetapi “kumpul kebo”, yaitu perpaduan yang jelek-jelek dari kedua tradisi tersebut.

Kalangan pesantren, menurutnya mampu mengaplikasikan prinsip al muhafadhotu ala kodimis sholih wal ahdu bil jadidil aslah atau mempertahankan tradisi lama yang masih baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.

“Modernitas diambil oleh kalangan pesantren, tetapi yang diambil yang bermanfaat” tandasnya.

Tentang adanya keyakinan sebagian orang atau peneliti bahwa pesantren merupakan ladang persemaian gerakan radikal, ia dengan tegas menolak hal tersebut. Diakuinya ada beberapa pesantren yang memang demikian, tetapi tidak mewakili pesantren secara umum yang toleran. Jumlah pesantren yang digolongkan radikal ini juga masih simpang siur, ada yang menyebut 30, tetapi ada yang 100 pesantren.

“Misalnya ada 100 pesantren, ini kan sangat kecil dibandingkan dengan 18.000 pesantren yang ada di Indonesia,” tandasnya.

Jihad pendidikan yang dilakukan oleh kalangan pesantren telah mampu merubah dunia, yang pengaruhnya jauh lebih besar dan lebih lama daripada upaya secara politik atau kekerasan.

Buku ini merupakan hasil penelitian untuk disertasi dengan judul asli A Peaceful Jihad: Javanese Islamic Education and Religious Identity Construction di Arizona State University Amerika Serikat.

Kepala Puslitbang Depag Prof Dr Abdrurrahman mas’ud Phd dalam forum yang sama menjelaskan disertasi yang membahas pesantren dalam bahasa Inggris sampai sekarang masih sangat minim karena baru ada tiga buah, yang ditulis oleh Zamakhsyari Dhofier dengan judul The Pesantren Tradition, disertasi yang ditulisnya sendiri, The Pesantren Architects and Their Socio-Religious Teachings. Kedua disertasi ini ditulis dari kalangan santri sendiri, sedangkan yang ditulis oleh fihak luar baru satu, oleh Alan Ronald. (mkf)