Warta

Jemaah Naqsabandiyah Salat Id Hari Ini

NU Online  ·  Sabtu, 6 Desember 2008 | 04:11 WIB

Padang, NU Online
Perbedaan waktu pelaksanaan salat Idul Adha masih saja terjadi. Kali ini jemaah Naqsabandiyah mengawali salat Idul Adha pada pagi hari ini. Mereka melakukan salat id di Surau Baru, yang terletak di Kawasan kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh Kota Padang.

Jemaah Naqsabandiyah ini, telah menetapkan jatuhnya hari raya Idul Adha pada hari ini dan melakukan melakukan shalat Id sekira pukul 07.30 WIB pagi, Sabtu (6/12).

<>

Di Surau tersebut sedikitnya 40 jamaah naqsabandiyah yang rata-rata lansia dan didominasi ibu-ibu itu mengikuti shalat Id dengan khidmat. Shalat Id itu dipimpin oleh imam, Khilan, dan Bhadar selaku Khotibnya, dengan menggunakan bahasa Arab.

Munir, pengurus Surau Baru mengatakan, pihaknya telah menetapkan jatuhnya hari raya Idul Adha ini berdasarkan perhitungan lamanya bulan hijriyah yang dihitung dengan menggunakan 29 dan 30 hari.

"Kami menyesuaikan dengan hari raya Idul Fitri karena menghitung bulan hijriyahnya selama 29 dan 30 hari," jelasnya seperti dilansir okezone.com.

Selain di Surau Baru, Surau Syafri yang terletak sekira 200 meter dari Surau Baru juga melaksanakan shalat Id hari ini. Selain Surau Baru dan Surau Syafri beberapa masjid dan mushala di beberapa daerah seperti Pasaman, Sasak, Kota Paya Kumbuh. Dan Kabupaten Solok juga melaksanakan hari raya Idul Adha Hari ini.

Seperti layaknya perayaan Idul Adha, Jamaah Surau Baru juga menggelar penyembelihan tujuh hewan qurban yang dibagikan kepada seluruh warga yang tinggal di sekitar Surau Baru.

Sebelumnya, seperti diberitakan NU Online,  pemerintah menetapkan bahwa Hari Raya Idul Adha 1429 Hijiriyah jatuh pada Senin, 8 Desember 2008. Keputusan tersebut ditetapkan dalam Sidang Itsbat Departemen Agama (Depag) setelah proses rukyatul hilal (pengamatan terhadap bulan) tidak berhasil. Dengan demikian, usia bulan Dzulqa'dah 1429 H disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari.

"Pemerintah menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah 1429 H jatuh pada Sabtu 29 November 2008 sehingga Hari Raya Idul Adha jatuh pada Senin, 8 Desember 2008," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Depag, Nasaruddin Umar, di Jakarta, Kamis (4/12).

Nasaruddin berharap, organisasi kemasyarakatan Islam menyatukan pendapat dengan Depag. Terutama bagi beberapa oknum yang merayakan hari raya 2-3 hari sebelumnya.

Selain itu, di masa mendatang, katanya, ormas Islam diharapkan mengirimkan wakil untuk Sidang Isbat supaya ada persamaan metode perhitungan penentuan 1 Dzulhijjah sehingga mengurangi perbedaan hari raya.

"Kami akan mempertemukan NU dan Muhammadiyah dan ormas lainnya di UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah. Nanti kami akan menjembatani perbedaan," kata Nasaruddin.

Seperti diperkirakan sebelumnya, rukyatul hilal yang diselenggarakan Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) di beberapa lokasi rukyat di Indonesia tidak berhasil melihat hilal (bulan sabit).

Di beberapa lokasi, rukyat juga dilaporkan, arah penglihatan hilal tertutup awan. Dari Lokasi Rukyat Condrodipo Gresik Jawa Timur, misal, dilaporkan keadaan horison saat maghrib relatif berkabut. 2 menit sebelum tenggelam Matahari terlihat sebentar kemudian menghilang.

Bahkan, di beberapa tempat dilaporkan hujan deras. Sekretaris Pengurus Pusat LFNU Nahari Muslih, menyatakan tidak satu pun tempat rukyat yahg berhasil melihat hilal.

Berbeda dengan penentuan awal Ramadhan dan Syawal, penentuan awal Dzulhijjah diadakan lebih lambat karena hari penting bagi umat Islam baru terjadi pada 9 dan 10 Dzulhijjah, atau hari Arafah dan Idul Adha. (dar)