Menjelang meningkatnya frekuensi kedatangan jamaah calon haji Indonesia gelombang kedua yang seluruhnya akan mendarat di Bandara King Abdul Aziz (KAA), Daerah Kerja (Daker) Jeddah mulai disibukkan dengan kedatangan Calhaj di luar jamaah reguler dan BPIH Khusus, yaitu jamaah non-kuota.
Jamaah non-kuota ini mendaftar tidak melalui Departemen Agama, mereka mendapatkan visa dari Kedutaan Arab Saudi di Jakarta dan itu menjadi kewenangan penuh Pemerintah Arab Saudi. Karennya pihak PPIH Arab Saudi maupun Daker Jeddah juga tidak bisa melarang mereka. Hanya saja mereka perlu didata supaya tidak bercampur baur dengan jamaah yang menjadi tanggungjawa Departemen Agama, dan Dakker Jeddah hanya akan memantau saja.<>
Sampai kemarin sudah 80 jamaah calon haji non-kuota berada di Arab Saudi. Mereka datang bertahap diawali pimpinannya Neneng Holidah, selanjutnya kelompok kedua 13 jamaah, dan kelompok ketiga terdiri 66 jamaah mendarat di Bandara KAA, Rabu (5/11) malam.
Kepala Daker Jeddah, Subhan Cholid, saat ditanya wartawan tidak memgetahui persis siapa penanggungjawab kedatangan jamaah ini, tetapi dalam visa tertera perusahaan PT Mantili Wisata, dan PT Al Amin Aksan.
"Mereka baru mendarat dan kelihatannnya cukup baik mereka, meskipun ada yang khawatir karena beberapa saat kalau jamaah reguler selesai diproses, sudah lengkap kemudian diberangkatkan, tapi mereka masih belum berangkat, hingga mereka merasa khawatir. Tapi karena mereka sudah memenuhi kewajibannya, termasuk membayar keapda Maktab Wukala,mereka tetap diurus juga," katanya.
Salah satu administrasi yang harus diselesakan adalah membayar "rusum" standar setiap jamaah sebesar 1.029 riyal atau sekitar Rp2,5 juta. Siapa yang membayar, Subhan tidak mengenatui persis, tetapi menurutnya sudah ada perwakilannnya di Arab Saudi. Mereka yang mengurus masalah ini.
"Setiap orang yang akan mendapatkan visa haji masuk ke sini (Arab Saudi-Red) cuma dikenakan biaya itu. Nah kalau jamaah kita kan dibayar kolektif melalui negara," katanya.
Saat ditanya dimana 80 jamaah ini ditempatkan, Subhan tidak mengetahui karena tidak mengikuti terus dan tidak memperoleh data rinci, tetapi mereka ada yang bilang sebagian ke Madinah. "Kita tidak tahu persis bagaimana penempatannya, selama itu ada yang ngurus, ya mudah-mudahan lancar-lancar dan tidak menjadi hambatan." kata Subhan.
Kabar lainnya menyebutkan di antara 80 calhaj non-kuota ini menghadapi masalah, harus terbang panjang, Jakarta, Kuala Lumpur, Doha, dan tertahan enam jam sebelum bisa masuk ke Jeddah.
Sementara itu Wakadaker Jeddah, Tamriyanto saat dihubungi membenarkan bahwa 80 jamaah non-kuota tersebut mendarat tidak bersamaan, melainkan melalui tiga gelombang. Selain itu mendengar kabar ada sebagian jamaahnya sempat menghadapi kendala sebelum masuk Jeddah.
"Tetapi saat ini mereka sudah masuk Arab Saudi, berarti sudah tidak ada masalah dengan visa. Kami berharap semuanya lancar, dan tidak ada kejadian seperti tahun lalu, antara lain tidak bisa masuk Jeddah, atau jamaah harus mengganti dana yang sudah dikeluarkan pengelola jamaah non kuota untuk mengurus visa," ujarnya. (mch/nur)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua