Warta

Jelang Konfercab, NU Australia Gelar Diskusi Publik ‘Pluralisme Gus Dur’

NU Online  ·  Kamis, 21 Januari 2010 | 04:02 WIB

Canberra, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia dan New Zealand (PCINU ANZ) akan menggelar diskusi publik dengan  tema Islam dan Pluralisme di Indonesia pasca Gus Dur di Canberra Sabtu (23/1) ini. Acara Diskusi ini adalah rangkaian dari kegiatan Konferensi Cabang II PCINU ANZ yang akan berlangsung dari tanggal 23-24 Januari 2010.

Menurut ketua panita diskusi Lutfi Makhasin, diskusi ini bertujuan untuk mendalami pemikiran KH Abdurrahman Wahid tentang pluralisme dan multikulturalisme dan relevansinya dengan demokrasi Indonesia kontemporer.<>

"Diskusi juga akan membincang  prospek gagasan pluralisme di Indonesia pasca meninggalnya salah satu pengusung gagasan itu di tengah gejala menguatnya radikalisme dan ketidakpastian politik pasca pemilu 2009, kata Lutfi kepada NU Online, Kamis (21/1).

Mahasiswa Doktoral di Australian National University ini berpendapat, hal paling menarik dari pemikiran Gus Dur  tentang pluralime adalah bahwa Gus Dur mamapu mensitesakan keyakinannya tentang kebenaran Islam, modernitas dan ke Indonesiaan.

Karena itu Gus Dur yakin bahwa Islam akan memberikan landasan etis yang diperlukan manusia dalam menapaki kehidupan modern tanpa harus kehilangan  jati diri. Menurut Lutfi, bagi Gus Dur bentuk Negara Indonenesia yang demokratis adalah kompromi final dari umat Islam, yang akan memberikan ruang gerak kepada minoritas.

Pembicara dalam diskusi ini antara lain Greg Barton, guru besar bidang politik dari Monash University dan penulis biografi Gus Dur. Profesor James Haire, seorang pendeta Kristen yang pernah lama bertugas di Ambon dan berkawan dengan Gus Dur juga akan menjadi pembicara dalam diskusi ini. Pembicara ketiga Adalah Nadirsyah Hosen, dosen senior pada fakultas Hukum Wollongong University, sekaligus Rais Syuriyah PCINU ANZ Ismatu Ropi, mahsiswa doctoral di ANU.

Acara ini akan dihadiri oleh perwakilan dari warga NU seluruh Australia, mahasiswa dan masyarakat Indonesia, terutama di Canberra, dan perwakilan kelompok agama di Australia. Diskusi ini akan di buka oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Ambassador Primo A. Joelianto, yang juga akan menjadi keynote speaker dalam diskusi ini.

Disinggung mengenai persiapan Konfercab, Ketua Tanfidziyah NU ANZ, Eko Z Ernada mengatakan persiapan sudah seratus persen. "Perwakilan NU dari seluruh Negara bagian dan territory di Australia serta perwakilan NU dari New Zealand InsyaAllah hadir," katanya. (nam)