Warta

Jangan Tampilkan Islam Sebagai Kekuatan

NU Online  ·  Jumat, 24 Oktober 2003 | 20:54 WIB

Jakarta, NU.Online
Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengatakan, Islam perlu ditampilkan kembali sebagai suatu ajaran agama, bukan suatu kekuatan atau gerakan yang kadang dimanfaatkan untuk kepentingan di luar agama.

"Yang perlu kita upayakan untuk mengatasi kemelut dan kesalahpahaman terhadap Islam saat ini adalah bagaimana agar Islam tidak ditampilkan sebagai sebuah kekuatan, tapi sebuah ajaran," kata Hasyim Muzadi dalam ceramahnya pada acara malam tasyakuran lulusan pertama Program Studi Timur Tengah dan Islam Program Pasca Sarjana UI di Jakarta, Jumat.

<>

Menurutnya, saat ini seringkali Islam dikaitkan dengan terorisme dan kekerasan. Disamping itu muncul juga gerakan-gerakan di masyarakat Islam yang muncul karena merasa ada ketidakadilan. Untuk itulah perlu diupayakan suatu nuasa baru untuk meluruskan pemikiran-pemikiran yang salah terhadap Islam.

"Supaya dibedakan dengan interest politik yang diagamakan, atau interest ekonomi yang diagamakan," kata Muzadi.PB NU sendiri pada Februari 2004 mendatang akan mengadakan konferensi di bidang keilmuan yang akan diikuti rektor-rektor universitas Islam di seluruh dunia.

Keadaan dunia saat ini, menurut Muzadi, sangat tidak menyenangkan baik bagi kelompok-kelompok Islam yang dinilai radikal, maupun bagi Amerika Serikat yang selalu merasa terancam. "Lihat saja saat Presiden Bush datang ke Bali dengan pengamanan yang luar biasa," kata Muzadi menambahkan.

Kalau situasi seperti ini dibiarkan terus, maka bukan hanya orang-orang Islam yang mengalami kesulitan, namun juga masyarakat di dunia lainnya, termasuk Amerika Serikat, katanya.

Sementara itu ditempat yang sama Ketua PSTTI Dr. Mustafa Edwin Nasution, Ph.D pada tasyakuran lulusan 16 mahasiswa itu mengatakan, lulusan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi terciptanya SDM profesional dalam bidang ekonomi Islam dan dunia Islam pada umumnya.

Sejak semula, katanya, program PSTTI membina hubungan baik dengan negara-negara Dunia Islam, terutama kawasan Timur Tengah. Dalam beberapa perkuliahan PSTTI sering menghadirkan duta besar negara-negara kawasan Timur Tengah untuk menambah wawasan mahasiswa.

Ia menambahkan, hubungan dengan negara-negara Islam, khususnya negara Timur Tengah, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan PSTTI ke depan, karena dengan bertambah baiknya PSTTI diharapkan ikut mengakselerasi kemajuan dunia Islam.

PSTTI UI --yang memulai kuliah pertamanya pada tahun 2001-- kini mempunyai 245 mahasiswa yang berasal dari lulusan S1 dalam dan luar negeri. Program ini meluluskan 16 orang Magister Sains (M.Si).  Alumni program ini dengan rincian 9 orang dari Ekonomi dan Keuangan Syariah, 4 orang Kajian Islam, dan 3 orang dari Politik & Hubungan Internasional.

Program tersebut, terutama Ekonomi Islam, merupakan program pascasarjana pertama di Indonesia di universitas negeri di lingkungan Depdiknas. (Cih)***