Isra' Mi'raj Perlu Dimaknai Dengan Pentingnya Sholat
NU Online · Senin, 21 Agustus 2006 | 14:36 WIB
Jakarta, NU Online
Isra’ Miraj seharusnya dimaknai dengan upaya peningkatan takwa umat Islam kepada Tuhan semesta alam dengan melaksanakan kewajiban Sholat sebagai tanda penyembahan kepada Allah, kata Rais Syuriah PBNU KH Ma’ruf Amin.
"Sholat yang diwujudkan dengan sujud dan ruku kepada Allah begitu penting sampai-sampai nabi Muhammad menerima perintah-Nya melalui peristiwa monumental, dipanggil ke langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha untuk menerima perintah langsung," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Senin.
<>Pada 27 Rajab itu, ujarnya, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina sebelum akhirnya dinaikkan ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi.
Di tempat tertinggi itu, Muhammad SAW diperintahkan melakukan kewajiban sholat lima waktu dengan 17 Rakaat yang uraian caranya diajarkan oleh Malaikat Jibril, ujarnya.
Ma’ruf mengatakan, sholat berupa sujud (mencium bumi) dan ruku (menundukkan tubuh) itu sendiri sudah dilakukan oleh para nabi sebelum Muhammad, dan bahkan telah dilakukan oleh umat para pengikut nabi-nabi tersebut sejak zaman dulu.
"Saya sendiri melihat orang Yahudi di Mesir melakukan sholat dengan sujud dan ruku dua rakaat ditambah satu ruku lagi, pada dasarnya orang Yahudi dan orang Nasrani pengikut agama Tauhid yang hanya menyembah Allah," katanya.
Ia menampik adanya anggapan kaum rasional yang tak mempercayai atau kemustahilan keberangkatan nabi ke langit tertinggi itu dalam sekejap."Umpamakan saja seekor semut yang dalam sehari bisa berpindah dari Jakarta ke Surabaya, ternyata semut itu menempel di suatu barang yang diterbangkan dengan pesawat. Sama saja dengan manusia yang ruh dan jasadnya dibawa Malaikat ke langit," katanya.
Umat Islam, ujarnya, harus mempercayai hal yang gaib seperti adanya makhluk lain seperti jin hingga hari akhirat dan hari pembalasan. Sholat itu sendiri, ujarnya, bermacam-macam, selain yang wajib juga sholat untuk mendekatkan diri yakni sholat tahajud, sholat meminta rezeki (dhuha), sholat meminta petunjuk (istikharoh), sholat menghadapi kesulitan dan mengharapkan terkabulnya keinginan (hajat) dan lain-lain.
Selain memaknai Isra’ Mi’raj sebagai perlunya pelaksanaan kewajiban Sholat, ia menambahkan, momen itu juga perlu dimaknai upaya peningkatan segala amal kebaikan, akhlak dan hubungan antar sesama manusia. (ant/mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua