Warta

Islam Anjurkan Umatnya Mengedepankan Toleransi

NU Online  ·  Kamis, 6 November 2003 | 21:22 WIB

Jakarta, NU.Online
Sukarni, dosen Fakultas Syari’ah IAIN Antasari Banjarmasin mengingatkan bahwa Islam menganjurkan umatnya jangan hanya memikirkan diri sendiri, tapi juga berpikirlah untuk orang lain atau masyarakat banyak bila ingin mendapat kemudahan serta kesenangan dalam kehidupan di dunia dan akhirat kelak.

"Anjuran terhadap umat Islam tersebut sebagaimana diisyaratkan Allah SWT dalam Al Qur’an Surah Al Lail," ujarnya usai shalat tarwih di Mushala Darul Fai’izin Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin,Kamis malam.

<>

Ia menerangkan, dalam Surah Al Lail itu dinyatakan bahwa "Allah SWT akan memberi kemudahan dan kesenangan bila hambanya yang tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga memikirkan orang lain atau untuk kemaslahan masyarakat banyak.

Namun sebaliknya dalam Surah Al Lail itu pula Allah SWT menyatakan bahwa "seseorang yang hanya memikirkan diri sendiri, tanpa memikirkan kemaslahatan masyarakat, maka yang bersangkutan juga akan dimudahkan dalam mendapatkan kesulitan".

"Orang yang hanya berpikir untuk diri sendiri, tanpa memikirkan kemaslahatan masyarakat itu sama dengan kikir, sehingga sesuai dengan janji Allah SWT bahwa orang tersebut kelak bukan sekedar akan mendapat kesulitan, tapi juga kefakiran," lanjut dosen IAIN Antasari yang mengasuh Ilmu Politik Islam itu.

Menyinggung janji Allah SWT, dia menyatakan, hal itu pasti dan Allah SWT tak akan pernah mengingkarinya, hanya saja kapan janji tersebut dipenuhi, tak seorang pun yang tahu dan jangan mengukurnya dengan dimensi waktu.

Karena Allah SWT tak mengenal dimensi waktu, kecuali hanya manusia yang membuatnya berdasarkan edar matahari, sehingga istilah menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya. "Bila mengukur janji Allah SWT itu berdasarkan dimensi waktu, maka hal tersebut bisa menimbulkan kegusaran dan kekecewaan karena seakan pemenuhan janji tak kunjung datang, terutama bagi mereka yang memang belum dikabulkan do’an dan pintanya atau
mungkin disebabkan faktor lain sehingga do’a dan pinta belum dikabulkan," tandasnya.

Orang yang hanya berpikir untuk diri sendiri, tanpa memikirkan orang lain atau kemaslahan masyarakat pada gilirannya akan menjadikan orang tersebut sombong dan angkuh, hal itulah yang dapat membahayakan terhadap dirinya, baik dalam kehidupan di dunia maupun alam akhirat kelak.

"Perlu diketahui bersama bahwa pada hakekatnya manusia itu hidup selamanya, kecuali alamnya yang berbeda-beda atau silih berganti yaitu seperti dari dunia, hingga ke alam kubur dan terakhir alam yang kekal abadi," demikian Sukarni.(Cih)***