Warta

Islah PKB Jangan Sekedar Bagi Posisi

NU Online  ·  Kamis, 21 Januari 2010 | 03:12 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Bagdja berharap gagasan islah atau rekonsiliasi di dalam Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak diarahkan sekedar bagi-bagi posisi di kepengurusan yang bersifat jangka pendek dan rawan bagi terjadinya konflik baru.

Menurutnya, islah PKB seharusnya diarahkan pada hal yang bersifat strategis yakni terkait hubungannya NU sebagai ‘ibu kandung’ partai itu.<>

“Sebaiknya PKB kembali ke khitah, kembali ke nilai dasar asal muasal PKB didirikan,” kata salah seorang anggota tim lima pendiri PKB itu kepada wartawan di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu(20/1).

Ia mengakui, konflik PKB sangat rumit dan sulit diurai. Sebab, katanya, nuansa konflik ada sangat beragam. “Kemelut PKB itu rumit, ada yang bersifat struktural, kultural, bahkan keluarga dan pertemanan," kata sekretaris jenderal PBNU di era kepemimpinan Gus Dur itu.

Dikatakannya, konflik PKB tak akan selesai, jika masing-masing pihak merasa paling benar. Namun, ia berharap, sebelum Muktamar, semua kelompok yang berada di PKB kembali bersatu sebelum Muktamar 22-27 Maret.

”Sebaiknya, islah dapat dilaksanakan sebelum Muktamar, tapi saya merasa pesimis islah itu akan terlaksana, sebab pihak-pihak yang terlibat merasa paling benar sendiri,” ungkapnya.

Menurut Bagdja, rekonsiliasi PKB yang kini diupayakan harus pula diarahkan sebagai rekonsiliasi dengan NU.

“Jika hal ini tidak dipakai sebagai salah satu dasar untuk membangun soliditas PKB, maka muktamar NU yang akan datang perlu secara tegas meredefinisi hubungan NU dengan PKB,” katanya. (nam)