Warta

Iran akan Balas Setiap Serangan Israel

NU Online  ·  Kamis, 12 Juni 2008 | 01:30 WIB

Teheran, NU Online
Iran akan membalas Israel jika berani melancarkan serangan militer ke fasilitas nuklir republik Islam itu. Balasan Iran akan lebih menyakitkan.

Peringatan ini disampaikan Menteri Pertahanan Iran Mostafa Mohammad Najjar menyusul gertakan Menteri Transportasi Israel Shaul Mofaz, Jumat (6/6) lalu, yang mengancam akan menyerang Iran karena dianggap mengabaikan sanksi PBB terkait program nuklirnya.<>

Pernyataan Najjar merupakan respons keras pertama Iran terhadap ancaman Israel tersebut. "Pasukan militer kami telah sangat siap dan siapa pun yang hendak melakukan tindakan bodoh semacam itu akan merasakan balasan yang sangat menyakitkan," tegas Najjar seperti dilansir beberapa media di Iran.

Ancaman Israel itu membuat harga minyak dunia mencapai rekor USD139 per barel. "Setelah muncul komentar itu, mereka segera menyangkalnya. Ini bukti bahwa kata-kata yang mereka keluarkan berasal dari masalah dalam negeri mereka sendiri," kecam Najjar. Di Yerussalem, Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Olmert mendesak jajaran menteri agar menahan diri untuk membicarakan masalah sensitif itu ke publik.

Israel yang diduga memiliki persenjataan nuklir menganggap program nuklir Iran mengancam eksistensinya. Banyak analis menilai lokasi fasilitas nuklir Iran sangat banyak, terpisah-pisah, dan terlindungi dengan baik. Israel tidak mungkin mampu menyerang fasilitas nuklir Teheran sendirian.

"Itu di luar kemampuan Angkatan Udara Israel karena jarak yang harus ditempuh dan keadaan alam di seluruh fasilitas nuklir Iran. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah mendapat bantuan penuh Amerika Serikat (AS)," ungkap analis pertahanan Andrew Brookes dari lembaga think-tank International Institute for Strategic Studies (IISS).

Sementara kemarin, Iran menarik semua asetnya dari bank-bank Eropa untuk menghadapi kerasnya sanksi internasional terkait program nuklirnya. "Pemerintah telah menarik aset-aset Iran dari Eropa," tulis harian beraliran reformis Etemad-e Melli, kemarin. (ant/nur)