Warta

Irak Dikawal Pasukan Nonbaret Biru

NU Online  ·  Sabtu, 3 Mei 2003 | 21:33 WIB

Jakarta.NU.Online
Koalisi AS dan Inggris tak terbendung di Irak ! Seperti menjelang perang, keduanya mengabaikan semua seruan, hujatan bahkan penolakan dan maju tanpa mandat PBB, kini AS dan Inggris pun mengembangkan rencana mereka sendiri atas Irak, mengabaikan semua tuntutan agar PBB diberi peran sebagai pemain kunci dalam rekonstruksi Irak.

Kedua negara itu sedang menyiapkan rancangan resolusi yang akan memberi PBB peran bidang kemanusiaan di Irak dan tidak mengerahkan pasukan perdamaian. Hal ini diungkapkan pejabat Gedung Putih, Jumat (2/5).
Menurut rancangan tersebut Irak akan dikawal oleh pasukan internasional yang dimotori AS, Inggris dan Polandia dan bukan pasukan perdamaian PBB yang populer disebut sebagai ”pasukan baret biru”.

<>

Secara terpisah, kata pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu, AS sudah memutuskan membagi misi bantuan kemanusiaan dan militer di Irak atas tiga bagian di bawah komando AS, Inggris dan Polandia. Dikatakan, 6 negara Eropa setuju menyumbang serdadu untuk sektor Inggris dan Polandia guna menciptakan kekuatan internasional yang stabil.

Butir rancangan resolusi itu membatasi peran PBB yaitu hanya mengurusi kaum pengungsi dan orang-orang pelarian Irak dan bantuan kemanusiaan. Menurut pejabat senior AS itu, Washington dan London setuju atas semua butir dalam rancangan tersebut, kecuali beberapa rincian yang masih akan dibahas lebih lanjut. Juga dikatakan, belum ditetapkan kapan rancangan itu disodorkan kepada DK-PBB.

Para pejabat PBB sudah berada di Irak melaksanakan program bantuan kemanusiaan. Sekjen PBB Kofi Annan mengatakan dalam pekan ini, PBB tidak tertarik untuk menjadi polisi pascaperang di Irak, kendati PBB dapat memberi sumbangan bagi penyadaran politik di negeri itu.

Rancangan yang sedang dipersiapkan itu tampaknya akan mendapat perlawanan dari anggota DK-PBB lainnya yang selama ini menuntut peran lebih besar bagi PBB. Mereka ingin PBB menyelenggarakan sebuah konferensi untuk menetapkan langkah-langkah internasional lebih lanjut di Irak, hal yang juga pernah dilakukannya untuk Afghanistan pasca pemerintahan Taliban.

Menhan AS Donald Rumsfeld membahas rancangan resolusi tersebut dengan PM Inggris Tony Blair dan Menteri Pertahanan Inggris Geoff Hoon, Jumat kemarin, setelah ia kembali dari Irak, Afghanistan dan Teluk Persia. Kemudian Rumsfeld mengatakan bahwa ia berharap PBB akan memainkan perannya, tetapi ia sama sekali tidak menyinggung tentang resolusi tersebut.

Enam Negara
Pasukan internasional – bukan pasukan perdamaian PBB – menurut pejabat senior AS itu, segera akan dikirim ke Irak. Namun  tidak disebutkan kapan persisnya itu dilakukan. Pasukan ini akan menciptakan kembali dan memelihara tata tertib, mengamankan pelaksanaan program bantuan kemanusiaan seperti proyek perbaikan saluran air bersih dan saluran listrik dan pembagian bahan makanan dan obat-obatan.

Enam negara yang disebut akan menyumbang pasukan adalah Italia, Spanyol, Ukraina, Denmark, Belanda dan Bulgaria. Wakil-wakil dari negara-negara ini akan bertemu dengan para pejabat Inggris 7 Mei ini dan dengan para pejabat Polandia 22 Mei mendatang untuk menetapkan berapa besar pasukan yang akan disumbangkan setiap negara dan penetapan negara mana di bawah komando Inggris dan komando Polandia.

Sedangkan peran AS dalam pasukan internasional itu dimainkan oleh pasukan AS yang terdiri dari sekitar 20.000 personel. Keseluruhan pasukan internasional ini berada di bawah panglima AS Jenderal Tommy Franks.
Beberapa negara anggota NATO ingin agar sumbangan pasukan mereka mendapat restu dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu. Masih menurut pejabat senior AS itu, permintaan restu tersebut akan diajukan kepada komite perencanaan pertahanan NATO yang tidak melibatkan Prancis.

Selama ini, sejauh menyangkut Irak, Prancis selalu bertolak belakang dengan AS pada semua front. Karenanya AS kini berupaya menghindari Prancis sekaligus mencoba mengisolasi peran negeri itu.
Garis besar mengenai pasukan internasional untuk Irak itu diputuskan dalam sebuah konferensi yang dituanrumahi Geoff Hoon Rabu pekan lalu. Sebanyak 16 negara hadir dalam konferensi itu, sebagian besar negara anggota NATO.

Beberapa negara Arab ingin juga memainkan peran dalam operasi membangun stabilitas di Irak tetapi mereka enggan mengirim serdadu karena pertimbangan politik, agama dan etnis. Negara-negara di kawasan Teluk Persia berjanji untuk terlibat dengan menyumbangkan dana. (SH)(Cih).