Terungkapnya kasus video porno yang melibatkan artis terkenal menjadi perbincangan masyarakat. Teknologi juga memudahkan adegan tak senonoh itu menyebar luar ke masyarakat, termasuk dikalangan pelajar sehingga jika tidak diantisipasi, para pelajar juga akan mengakses itu.
Ketua Umum IPPNU Margaret Aliyatul Maimunah meminta agar para pelajar tidak mencoba-coba mengakses kontens yang bisa berdampak negatif karena bisa merusak masa depan mereka.<>
Ia juga menegaskan bahwa pelajar tak bisa diharapkan sepenuhnya melakukan kontrol terhadap dirinya sendiri sehingga perlu dilakukan pendampingan oleh fihak lain yang lebih dewasa mengingat pornografi dengan mudah bisa diakses.
“Persoalan ini tak bisa hanya dipasrahkan kepada anak sendiri, perlu pendampingan dari orang tua, keluarga atau guru serta pemerintah sebagai pembuat kebijakan,” katanya kepada NU Online, Rabu (9/6).
Dijelaskannya, menjadi orang tua dan keluarga zaman sekarang ngak boleh tidak mengerti dunia anak mengingat perkembangan dan pengaruh luar yang sangat terbuka seperti facebook, game sehingga bisa memilah dan memilihkan yang cocok buat anak tanpa membatasi interaksi mereka dengan teknologi dan komunikasi dengan dunia luar.
Banyak konten di internet yang tidak secara langsung berbentuk pornografi, tetapi komik atau video game dengan penampilan cewek-ceweknya yang sensual bisa mengarah pada tindakan lebih lanjut yang menyerempet pornografi.
Demikian pula di sekolah, guru juga harus melakukan pengawasan secara ketat aktifitas anak-anak didiknya agar anak-anak tidak melakukan penyimpangan. “Perlu sekali-kali dilakukan sidak kepada siswa yang membawa HP, seringkali konten porno ini dipertukarkan antar teman atau dilihat bareng-bareng,” tandasnya.
Sementara itu, kepada pemerintah IPPNU berharap agar membuat aturan yang ketat dan aplikatif yang bisa melindungi anak-anak Indonesia dari bahaya pornografi. Jika sebelumnya pemerintah sudah membatasi akses pornografi, tetapi saat ini masih mudah diakses, maka perlu dilakukan peninjauah ulang terhadap efektifitasnya.
Ia menilai, dalam perkembangan saat ini, pergaulan anak-anak sudah semakin jauh dari nilai-nilai agama seperti pacaran yang semakin bebas, tak heran banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas atau hamil di luar nika.
“Kita tidak mendukung praktek hubungan seksual diluar pernikahan, kita tidak mendukung dan tidak membolehkan itu. Kita mengajak pelajar untuk menjauhi melakukan itu,” paparnya.
Untuk para pelajar sendiri, dorongan untuk menghindari hal-hal negative bisa dilakukan dengan memfokuskan diri pada kegiatan positif sehingga fikiran untuk mencoba-coba itu, atau bahkan melakukan tidak ada.
“Selain itu, juga harus pandai-pandai mencari teman yang mengajak ke arah kebaikan, karena pertemanan yang buruk bisa turut mengarahkan pada hal-hal yang tidak baik,” tandasnya.
Untuk para pelaku dalam adegan video porno, yang paling penting dilakukan adalah pendidikan moral, psikologis dan panduan keagamaan karena masalah ini terkait dengan moralitas, tak akan selesai dengan pemenjaraan, sebagaimana terjadi dengan pecandu narkoba.
“Untuk para pengedarnya, perlu diberi sanksi yang lebih tegas,” tandasnya. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
4
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua