Warta

IPNU Himbau Pelajar Manfaatkan Liburan dengan kegiatan Positif

NU Online  ·  Ahad, 29 Juni 2003 | 14:06 WIB

Jakarta, NU.Online
Libur sekolah memang semestinya diisi dengan aktivitas yang bermanfaat. Jangan sampai selama liburan hilang begitu saja tanpa makna. Paling tidak dalam masa itu ada proses transformasi nilai-nilai bagi pelajar untuk meningkatkan kualitas nalar dan intelektualitasnya.

Menurut Ketua Umum  IPNU yang baru terpilih dalam kongres XIV Surabaya lalu, Mujtahidur Ridho kepada NU.Online, Minggu (29/06/2003) mengatakan, libur panjang sekolah kali ini hendaknya  benar-benar dijadikan sarana untuk menambah wawasan dan keilmuan, jangan sampai disia-siakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.  ''Jangan justru keasyikan libur, sehingga lupa belajar,'' paparnya

<>

Selain itu ia juga mengharap keterlibatan orang tua untuk mendampingi anaknya, terutama perkembangan yang berhubungan dengan emotional intelligence (kecerdasan emosional) atau lebih dikenal dengan EQ karena orang tua memegang peran yang sangat penting untuk membentuk EQ anaknya. Orang tua juga hendaknya mampu mengarahkan putra dan putrinya  untuk melakukan  tindakan positif.

Sejak kembalinya IPNU ke Khittah sebagai organisasi pelajar, segmentasi perjuangan IPNU lebih fokus pada pemberdayaan pelajar dan santri dalam perspektif ideologi perjuangan NU, yaitu antara pencarian kualitas keilmuan dan kualitas ketakwaan. Perjuangan yang telah dirintis oleh tokoh-tokoh NU terdahulu, seperti Hadratus Syekh, KH Hasyim Asy’ari, KH Bisri Sansuri, KH Wahab Hasbullah, KH Wahid Hasyim, KH Ahmad Shidiq, dan KHR As’ad Syamsul Arifin. Mereka senantiasa menekankan tentang "Islam rahmatan lil ’alamin". untuk mewujudkan gagasan besar itu  tentunya dibutuhkan sumberdaya manusia yang handal, karenanya  peran aktif  pelajar dan orang tua murid dalam membentuk dan menanamkan nilai-nilai pendidikan menjadi penting.

Lebih jauh Mujtahidur Rido-- biasa disapa Edo, mengungkapkan bahwa pendidikan tak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan tak hanya mengejar angka-angka, tetapi juga mengutamakan budi pekerti. Keberhasilan anak-anak dalam menempuh pendidikan juga diukur dari segi moralnya. "Karenanya peran orang tua untuk menanamkan nilai-nilai agama, budi pekerti  dan suri tauladan harus benar-benar ditanamkan sejak dini," ungkapnya (CiH)