Indonesia Tegaskan Punya Cara Sendiri Atasi Terorisme
NU Online · Selasa, 27 Januari 2004 | 06:53 WIB
Jakarta, NU Online
Pemerintah Indonesia kembali menegaskan mempunyai cara sendiri dalam mengatasi terorisme, tidak dengan cara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dengan menggempur teroris dengan cara kekerasan, melainkan dengan cara penegakkan hukum.
"Kita tegaskan, Indonesia tidak mau memberantas teror dengan teror itu sendiri seperti AS, tetapi dengan cara penegakkan hukum seperti di banyak negara Uni Eropa," kata Ketua Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme Kementerian Koordinasi Polkam Irjen Ansyad Mbay dalam Diskusi yang diselenggarakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Kantor PB Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Senin.
<>Pihaknya, lanjut dia, telah menekankan kepada pemerintah AS bahwa akar utama dari terorisme adalah ketidak-adilan dan karenanya sulit untuk memberantas terorisme kalau AS sendiri tak peduli pada akar permasalahannya.
Makanya ketika AS kemudian menyerang Irak, pihaknya mengatakan itu justru mendelegitimasi kampanye anti terorisme AS sendiri. "Karena kelakuan AS itu, kelompok militan subur lagi, kerja kita memberantas terorisme bisa mundur lagi dan orang jadi tak peduli kalau teroris melakukan kerja terornya, sayang mereka cuma jawab we understand, we understand," katanya.
Sebelumnya, lanjut Ansyad, AS dan sekutunya selalu mempertanyakan pemerintah Indonesia tidak tegas dalam memberantas terorisme. Pihaknya, ujarnya, terpaksa menjawab bahwa Indonesia kesulitan memberantasnya karena masalah terorisme itu sangat sensitif, berhubung di Indonesia mayoritas Muslim yang selalu menolak anggapan bahwa di Indonesia ada teroris.
Bahkan sampai sekarang banyak masyarakat menolak Jamaah Islamiyah itu benar-benar ada dan memprotes Pesantren dan Mesjid diobrak-abrik, padahal memang kenyataannya teroris sering menggunakan mesjid sebagai tempat persembunyiannya, katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi mengatakan, memberantas terorisme tidak perlu menjadi AS, yang melakukannya dengan kekerasan dan mesin perang, tetapi dengan didekati, apa permasalahannya dan bagaimana sama-sama mengatasinya.
Namun, ujarnya, juga jangan ada pihak yang merasa Islam sendiri dan yang paling benar sendiri seolah-olah Islam itu milik nenek-moyangnya, bukan milik seluruh umat manusia. "Terorisme itu bukan Islam, Islam itu agama rahmatan lil alamin, kita dulu masuk Islam bukan karena kekerasan dan terorisme, tetapi karena Islam itu ajaran yang benar dan mengajak kebaikan, Islam masuk tidak dengan cara teror tetapi dengan akulturasi," katanya. (mkf)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua