Surabaya, NU.Online
Pemilihan gubernur (pilgup) Jatim telah berlalu. Para Anggota Dewan Jatim pun telah menetapkan pasangan Imam Utomo-Soenarjo sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih periode 2003-2008, Kamis lalu.
Lepas dari pasangan yang menang dan kalah, selayaknya warga Jatim khususnya Surabaya berterima kasih kepada dua pasangan calon gubernur (bacabup) dan partai-partai politik yang bertarung. Sebab, pesta demokrasi lima tahunan kali ini berlangsung aman, tertib, elegan dan nyaris tanpa merepotkan warga kota dengan aksi dukung mendukung yang mewarnai jalanan.
<>Tampilnya pasangan Imam Utomo-Soenarjo dan Abdul Kahfi-Ridwan Hisjam benar-benar bersih dari aksi demo. Baik pada bulan maupun minggu-minggu sebelum berlangsungnya proses coblosan, maupun hingga hari ini.
Kenyataan ini jelas jauh berbeda dengan proses pilgub Jatim lima tahun lalu maupun proses pemilihan gubernur di provinsi lain di Jawa yang hingar bingar diwarnai dengan aksi massa. Coba simak proses pilgub DKI Jakarta yang pada akhirnya menetapkan Sutiyoso sebagai gubernur, beberapa bulan lepas.
Pilgub DKI diwarnai dengan aksi dukung mendukung ribuan massa yang berbuntut bentrok baik antarmassa pendukung cabup maupun massa pendukung dengan petugas keamanan. Selain korban luka, aksi demo pada akhirnya juga menimbulkan kerugian fisik, yakni rusaknya sejumlah fasilitas umum khususnya yang ada di gedung DPRD DKI Jakarta.
Pilbup di Bandung untuk memilih gubernur Jabar, belum lama ini, juga serupa nasibnya. Ratusan hingga ribuan massa dari berbagai kelompok masyarakat berhari-hari menggelar aksi demo di gedung dewan. Aksi demo tidak saja pada kepentingan dukung mendukung pasangan bacabup yang berebut kursi gubernur. Mereka juga mempermasalahkan dugaan korupsi dana kavling yang sebanyak Rp 250 miliar yang dilakukan anggota dewan.
Karena itulah kekhawatiran terjadinya aksi serupa di pilbup Jatim, sangat tinggi. Selain karena pengalaman pilbup lima tahun lalu yang diwarnai dengan aksi massa, juga karena preseden buruk sejumlah kasus pengerahan massa di Jatim yang mengakibatkan berbagai kerugian fisik.
Terlebih, pilgup tahun ini dua partai besar yakni PDIP dan PKB dalam posisi saling berhadapan untuk merebut kursi gubernur. Kekhawatiran munculnya aksi demo semakin tinggi. Kedua partai yang mempunyai massa militan tentunya tak terlalu sulit untuk mengerahkan ribuan massa. Tapi, alhamdulillah itu tidak dilakukan. Tak ada hujatan, tak ada intrik, tak ada perang spanduk yang mencolok. Surabaya benar-benar bersih aksi dukung mendukung berlebihan yang kadangkala terasa memuakkan.
Proses coblosan bacabup yang digelar Kamis lalu, pun berlangsung aman, lancar. Jalanan di Surabaya lancar, bahkan ruas Jl Indrapura boleh dikata teramat lancar. Warga seakan tak terpengaruh dengan proses coblosan yang sedang dilakukan seratus anggota dewan. Warga tetap melakukan aktivitas rutinnya tanpa terganggu dengan aksi-aksi demo jalanan.
Ratusan petugas keamanan yang disiagakan sekitar kantor dewan pun, boleh dikata nganggur. Mereka terlihat hanya duduk-duduk santai sambil ngobrol karena sama sekali tidak ada peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Adakah ini wujud kedewasan berpolitik dari para kandidat cagub dan politisi di Jatim? Bisa jadi iya. Sebab, selain tidak ada aksi pengerahan massa, para kandidat yang bertarung pun menunjukkan sikap kesatria yang patut mendapatkan acungan jempol.
Abdul Kahfi, misalnya, bacabup yang dicalonkan koalisi FKB-Golkar langsung memberikan ucapan selamat dan merangkul Imam Utomo pada saat perolehan suara Imam sampai pada angka kemenangan. Kahfi juga menghampiri Soenarjo dan merangkulnya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Sikap yang sama juga dilakukan pasangannya, Ridwan Hisyam. Kahfi dan pasangannya Ridwan Hisjam, memang terlihat kecewa karena kalah bersaing memperebutkan kursi gubernur. Dan itu sangat manusiawi sekali. Tapi kekecewaan itu tidaklah harus mengalahkan sprotivitas untuk mengakui kemenangan lawan.
Para anggota dewan dan undangan yang mengikuti acara coblosan d gedung DPRD Jatim kala itu benar-benar mendapatkan pemandangan indah dan amat berharga. Para kandidat telah memberikan pertunjukan yang amat berkesan, yakni kedewasaan dan sopan santun berpolitik; suatu hal yang agak langka terjadi di dunia perpolitikan di negeri ini. Semoga bisa diteladani. (Kd-JT/Nu-JT/Pna))
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua