Imbauan Pengenaan Jilbab Bagi Polwan Harus Dipertahankan
NU Online · Kamis, 12 Maret 2009 | 06:11 WIB
Ada pemandangan yang berbeda, ketika pelaksanaan apel gelar pasukan operasi kepolisian terpusat "Mantap Brata 2009", dalam rangka pengamanan Pemilu 2009 di halaman Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu.
Petugas pembawa acara apel tersebut, salah seorang polisi wanita (polwan) Polres Sumenep, Briptu Astriana Yuniar, mengenakan jilbab. Begitu juga polwan yang menjadi petugas pembawa nampan berisi pita berwarna merah putih yang akan disematkan pada polisi sebagai tanda dimulainya operasi Mantap Brata, Bripda Mayang Kumalasari.<>
Kedua polwan tersebut sama-sama mengenakan jilbab, tanpa rasa canggung, ketika bertugas di apel gelar pasukan pengamanan Pemilu 2009, yang dipimpin oleh Wakil Kepala Kepolisian Wilayah (Wakapolwil) Madura, AKBP Bambang Sunarwibowo.
"Sejak Selasa (10/3), tujuh polwan di Polres Sumenep, memang sudah mengenakan jilbab. Alhamdulillah, anggota saya mengenakan jilbab, secara sukarela," kata Kapolres Sumenep, AKBP Umar Effendi.
Ia menjelaskan, pihaknya memang telah melakukan sosialisasi pada anggotanya, terkait imbauan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jatim, Brigjen (Pol) Anton Bachrul Alam, yang memperkenankan polwan mengenakan jilbab.
"Secara pribadi maupun kelembagaan, saya bersyukur anggota (polwan) ternyata langsung merespon imbauan tersebut. Itu (mengenakan jilbab) sangat bagus, dan saya dukung sepenuhnya," katanya menambahkan.
Umar juga menjelaskan, secara kelembagaan, pimpinannya belum memberikan petunjuk teknis tentang kemungkinan adanya seragam baru bagi polwan yang berjilbab.
"Untuk sementara ini, pengenaan jilbab langsung menyesuaikan dengan seragam yang dipakai polwan. Saya berharap imbauan pengenaan jilbab ini, dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan anggota saya yang polwan," katanya.
Sejumlah polwan Polres Sumenep seperti Ipda widiarti, Bripda Purwati Ningsih, dan Bripda Mayang Kumalasari, menjelaskan, secara prinsip, pengenaan jilbab tidak mengganggu tugas.
"Tidak ada masalah. Kami tidak merasa terganggu, justru ini menjadi penyemangat bagi kami, untuk lebih baik. Jilbab bisa menjadi filter bagi kami, dalam bertindak. Ketika hanya mengenakan rok, saya sering merasa risih. Kalau sekarang, pakaian saya lebih tertutup (mengenakan celana panjang, baju lengan panjang, dan jilbab), dan itu justru lebih enak," kata Ipda Widiarti.
Namun, katanya, saat ini, dirinya yang baru mengenakan jilbab selama dua hari ini, merasa agak gerah, karena mungkin belum terbiasa mengenakan jilbab.
"Tapi, seiring perjalanan waktu, kami yakin akan terbiasa mengenakan jilbab, dan tidak akan merasa gerah lagi. Saya justru berharap kebijakan ini tidak berubah, dan kami tetap diperkenankan seterusnya mengenakan jilbab, selama menunaikan tugas sebagai polwan," katanya menegaskan.
Widiarti menjelaskan, keluarga besarnya memang menyarankan dirinya mengenakan jilbab, yang merupakan salah satu kewajiban sebagai muslim.
"Sebelumnya, hanya polwan di lingkup Polda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) saja yang diperkenankan dan malah diwajibkan mengenakan jilbab. Jadi, saya gembira jika di lingkup Polda Jatim, polwan juga diperkenankan mengenakan jilbab," katanya menambahkan. (ant/mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
6
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
Terkini
Lihat Semua