Mengikuti jamaah NU, sama halnya mengamalkan ajaran Islam. Pasalnya disetiap kegiatan NU merupakan amalan nyata beribadah kita kepada Allah SWT.
"Seluruh aktivitas NU dan nevennya mendasari pada Islam ala ahlussunnah wal jamaah," ujar Ketua PC GP Ansor Kab Brebes Agus Mudrik Khaelani Al Khafid pada pengajian rutin Dwi Wulan Muslimat NU, Fatayat NU dan Ansor se Ancab Banjarharjo di Desa Cihaur Banjarharjo Brebes Ahad (9/5)<>
Menurutnya, ikut NU dikategorikan berjuang di jalan Allah. Untuk itu, jangan ragu dan malu ikut NU. "Jangan malu kita sebagai orang NU. NU sangat besar, sudah mendunia" terangnya.
Dia berharap, Nahdliyin (Warga NU) memiliki kebanggaan pada organisasinya. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan tidak malu-malu mengenakan berbagai atribut NU. “NU itu sudah mendunia, terbukti lebih dari 15 Pengurus Cabang Istimewa NU berada di berbagai negara belahan dunia,” tutur Gus Mudrik.
Namun demikian, kebesaran NU perlu dibarengi dengan kebersamaan. Saiyeg saeko proyo. Dia sadar, kalau NU menjadi sasaran empuk dari berbagai kepentingan sehingga perlu sekali Nahdliyin mewaspadai berbagai tipu daya yang di mainkan oleh orang-orang diluar NU. “NU senantiasa menjadi sasaran empuk dari berbagai kepentingan, untuk kepentingan sesaat mereka,” ujarnya.
Dia mencontohkan, bila barisan bebek saja kalau menyeberang di jalan besar kendaraan mau berhenti. Apalagi kalau NU bersatu. Apa pun bisa di mainkan dengan cantik dan rapi. Termasuk menjadi pemimpin masa depan.
Berdasarkan pengalaman, Kader NU gagal dalam pendistribusian ke ruang legislatif maupun eksekutif dikarenakan tidak mendapat dukungan dari Nahdliyin. Artinya, tidak ada persatuan alias solidaritas dari Nahdliyin. Sehingga dari tercerai berainya Nahdliyin menjadikan kita lemah. “Sesuatu organisasi apapun, tidak akan memiliki kekuatan kalau tidak ada jamaahnya,” papar Gus Mudrik.
Apabila Brebes ingin maju, tambahnya, maka jamaah NU harus kompak. “Saatnya Brebes ke depan dipimpin oleh Kader NU,” tandasnya.
Sementara Ketua MWC NU Banjarharjo, mengingatkan pentingnya mencari ilmu agama. Pasalnya banyak yang berpandangan keliru, kalau ilmu agama itu untuk kepentingan akherat saja. Padahal, ilmu agama menyangkut kepentingan dunia akherat.
Dalam kesempatan tersebut, tausiyah di berikan oleh Mubaligh muda Nok Jamilah dari Kuningan Jawa Barat. Karena mayoritas warga Kecamatan Banjarharjo menggunakan bahasa Ibu berupa bahasa Sunda, maka tausiyahpun diantarkan dalam bahasa Sunda.
Non Jamilah berpesan, agar Nahdliyin dalam gerak langkah perjuangannya berbekal pada kemampuan untuk memiliki ilmu, iman dan ikhlas. “Pesan Ketua Tanfidziyah NU KH Said Aqil Siradj meminta agar kita melandasi gerak langkah berorganisasinya dengan berilmu, beriman dan ikhlas,” tutur Nok Jamilah. (was)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua