Berikut ini adalah ikhbar atau pengumuman awal Ramadhan 1430 H berdasarkan hasil rukyatul hilal, Jum'at (21/8) petang ini. (nam)
Nomor: 1620/A.II.03/8/2009
Lamp. : -
Hal : Ikhbar/pemberitahuan hasil rukyat bil fi’li awal Ramadhan 1430 H
iv>
Kepada Yang Terhormat
1. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU)
2. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)
Seluruh Indonesia
Di Tempat
Bahwa jajaran Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama telah mengadakan pengamatan untuk tujuan ilmiah pada hari Kamis, 20 Agustus 2009 ternyata tidak bias melihat hilal.
Selanjutnya jajaran Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama menyelengggarakan rukyatul hilal bil fi’li pada hari jum’at, 21 agustus 2009 di 55 titik strategis dengan menyerahkan 99 perukyah nasional bersertifikat di samping para alim ulama setempat. Laporan yang kami terima menyatakan bahwa tim perukyah berhasil melihat hilal.
Atas dasar hasil melihat hilal maka dengan ini PBNU mengikhbarkan bahwa awal Ramadhan 1430 jatuh pada hari Sabtu 22 Agustus 2009. Dengan demikian Jum’at malam Sabtu dimulai tarawih pertama.
Ikhbar ini sejalan dengan itsbat pemerintah yang memutuskan awal Ramadhan 1430 jatuh pada hari Sabtu 22 agustus 2009
Kepada warga Nahdlatul Ulama dan para umat Islam pada umumnya kami sampaikan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1430 H, dengan penuh keimanan dan kenyakinan dan menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum kerohanian untuk mensucikan diri dengan meningkatkan ketaqwaan dengan memperbanyak bacaan Al-Qur’an, dzikir, beribadah dan bertaubat. Semoga puasa kita diterima Allah Subhanahu wata’ala. Amin
Mengetahui,
Prof Dr KH Chatibul Umam (Rais)
Drs H Masrur Ainun Najih (Katib)
Ir H. Musthofa Zuhad Mughni (Ketua)
DR H Endang Turmudi MA (Sekjen)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua