Idul Fitri, Muslim Hawaii Kampanyekan Islam Damai
NU Online · Ahad, 12 September 2010 | 02:19 WIB
Dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri 1431 ini, Komunitas Muslim Hawai mengkampanyekan nilai-nilai kedamaian dan persaudaraan dalam Islam. Salah satu cara kampanye disampaikan melalui materi Khutbah Sholat Idul di Masjid Manoa.
Dalam khotbah Idul Fitrinya, Khotib di masjid Manoa yang berasal dari Maroko ini memberikan ulasan pentingnya cinta dalam Islam. Menurutnya, Islam adalah agama damai dan cinta. karenanya, untuk itu umat Islam diharuskan menunjukan sikap cinta dan damai dalam kehidupan sehari-hari. r />
"Nabi muhamad adalah contoh yang harus kita tiru. Bagaimana Rasulullah SAW disakiti, bahkan pamannya Hamzah dibunuh. Namun Nabi Muhamad tetap mendoakan kaumnya agar lebih baik dan dibukakan hatinya oleh Allah," terang sang Khotib seperti dilaporkan Slamet Thohari, Kontributor NU Online di Hawaii, Ahad (12/9).
Lebih lanjut sang Khotib menjelaskan, Rasulullah Muhammad, datang dengan cinta. Spirit cinta itulah yang harus menjadi landasan Islam dan dijadikan pijakan kaum Muslimin dalam kehidupan sehari-harinya.
Seusai Sholat Idul Fitri, pada sore harinya, Komunitas Muslam Hawaii melakukan potluck (pesta membawa makanan sendiri-sendiri kemudian dibagi-bagi) di pantai magic Island. Dalam pesta ini, masyarakat islam Hawaii bercengkrama saling menyapa, bertukar sapa dan makanan dari negara masing-masing. India membawa capatty dan curry, Indonesia membawa rendang dan krupuk, Turki membawa kebab, dan seterusnya.
"Potluck adalah tradisi masyarakat Amerika yang mirip dengan tradisi masyarakat di indonesia. Tradisi semacam ini selalu berlangsung di Masjid-masjid Indonesia ketika masyarakat sedang melaksanakan perayaan-perayaan hari besar Islam dan malam-malam terakhir bulan Ramadhan menyambut kedatangan Malam lailatul Qodar," terang Slamet.
Sementara itu, khusus bagi mahasiswa Indonesia, selepas Sholat Magrib mereka berkumpul dan ber-potluck bersama di asrama East West Center. Keakraban pun dirajut, baik Muslim maupun non-Muslim bersatu merayakan Idul Fitri.
"Mereka membawa makanan masing-masing, dengan berbagai kekuarangannya. Mereka membawa lontong, opor, urap, kerupuk, nasi pecel dan seterusnya. Tentu dengan bumbu yang tidak sempurna," terang Slamet yang juga alumni Pesantren Gontor ini.
Acara pesta kecil-kecilan ini pun dihadiri mahasiswa lain yang merupakan teman-teman mahasiswa Indonesia seperti, India, Taiwan, Cina, Nepal, Korea, Amerika, Jepang, dan negara-negaralain.
"Mereka begitu akrab, saling berangkulan dan saling mengucapkan maaf, persis seperti di Indonesia," tandas Slamet. (min).
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
Terkini
Lihat Semua