Warta

IAIN Surabaya Miliki Doktor Tauhid Pertama, Bahas Syeikh Nawawi Al Bantani

NU Online  ·  Senin, 13 Oktober 2008 | 11:43 WIB

Surabaya, NU Online
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya memiliki doktor pertama di bidang ilmu kalam atau tauhid, yakni DR H Sahilun A Nasir MAg.

"Direktur Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya menyatakan saya adalah doktor ke-21 dan doktor pertama di bidang Ilmu Kalam," katanya setelah ujian disertasi di Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya, Senin.<>

Dalam ujian terbuka dengan promotor Prof DR HM Ridlwan Nasir (rektor IAIN Sunan Ampel) Surabaya itu, pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Jauhar, Tegalboto, Jember itu meraih predikat "sangat memuaskan."

Menantu KH Sodiq Machmud SH yang juga Ketua MUI Jember itu meraih gelar doktor dengan disertasi bertajuk "Shaykh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi (Studi Pemikiran Kalam Seorang Ulama Perintis)."

Menurut doktor senior yang kelahiran Kudus, Jawa Tengah pada 12 Februari 1941 (67 tahun) itu, Syeikh Nawawi Banten adalah salah satu dari beberapa ulama Nusantara yang bermukim dan mengajar di Mekah. "Mereka antara lain Syeikh Abdul Gani Bima (NTB), Syeikh Chotib Sambas (Kalbar), Syeikh Mahfudh Attarmidzi (Termas, Grobogan, Jateng), dan Syeikh Chotib Al-Minangkabawi (Minangkabau, Sumatera Barat)," katanya.

Di antara mereka, katanya, Syeikh Nawawi Banten tergolong paling populer, karena ulama yang mengarang 40-an kitab rujukan pesantren di Jawa, Kalimantan, dan Sumatra itu memiliki "murid" yang peduli kepada masyarakat, yakni KH Syeichona Cholil Bangkalan dan KH Hasyim Asy'ari (pendiri NU).

"Keilmuan beliau sangat multi disipliner karena karyanya ada yang fiqih (hukum Islam), tauhid, tafsir (terjemah Alquran), tajwid (tata baca Alquran), hadits (sunnah Nabi Muhammad Saw), tasawuf (tarekat), ahlak (moral), tarikh (sejarah Islam), dan sebagainya," katanya.

Ketua Forum Kerukuna Umat Beragama (FKUB) Jember itu menegaskan bahwa Syeikh Nawawi Banten menyebut dirinya sebagai penganut Asy'ariyah dalam tauhid, Syafi'iyyah dalam fiqih, dan Qodiriyah dalam tarekat/tasawuf.

"Tapi, Syeikh Nawawi Banten adalah Neo Tradisionalisme, karena beliau berada dalam transisi dari tradisional ke modern. Beliau memberi sentuhan pembaharuan dalam karyanya akibat pengaruh sejumlah guru dari Mesir. Karya beliau pun mempengaruhi NU dan Muhammadiyah," katanya.

Sementara itu, Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya Prof DR HM Ridlwan Nasir MA menilai keahlian DR KH Sahilun A Nasir menambah jumlah doktor yang dimiliki IAIN se-Indonesia hingga mencapai 56 doktor.

"Itu merupakan bagian dari 335 doktor yang ada di Indonesia, sehingga Indonesia memiliki 0,20 persen doktor untuk setiap satu juta penduduk, tapi IAIN sudah mencapai target enam persen. Jumlah doktor terbanyak adalah Israel dengan 13.000 doktor per-satu juta penduduk, sedangkan Amerika 6.000 doktor per-satu juta penduduk," katanya. (ant)