Warta

Hyper Market Marak, Pedagang Tradisonal Protes

NU Online  ·  Jumat, 18 Februari 2005 | 14:40 WIB

Jakarta, NU Online
Pedagang tradisional yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) akan melakukan safari motor keliling ke beberapa kota di Pulau Jawa  dengan tema “Pasarku Bersatu”. Aksi itu tindak lanjut dari gerakan satu juta tanda tangan sebagai wujud protes atas maraknya hyper market yang mematikan pedagang tradisional.

Ketua Umum DPP APPSI Ibih Hassan menjelaskan, safari motor merupakan upaya konsolidasi kekuatan pedagang yang tergabung dalam APPSI. Kegiatan ini akan melibatkan ratusa ribu pedagang dari tiga wilayah Pulau Jawa. “Output yang diharapkan  adalah munculnya dukungan riil pedagang terhadap perjuangan APPSI untuk menentang meraknya Hyper Market,” ujar Ibih Hassan saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (18/2), kemarin.

<>

Dikatakan, tuntutan yang akan disampaikan melaui Safari Motor itu adalah, menolak Hyper Market dan stop ijin baru. Meminta pasar tradisional dikelola secara profesional. Berikan jaminan kepastian tempat usaha yang layak bagi pedagang tradisional. Libatkan pedagang dalam peremajaan dan pengelolaan pasar. Terbitkan Undang-Undang Perpasaran yang melindungi pasar tradisional.

“Kami sebenarnya tidak menolak, tapi keberadaan Hyper Market harus diatur sedemikian rupa agar tidak mematikan pasar tradisional,” kata Ibih Hasan.

Lebih lanjut Ibih Hassan mengatakan, gerakan satu juta tanda tangan merupakan simbol bersatunya pedagang pasar tradisional. Simbol tidak relanya pedangang tradisional dimarginalkan. Simbol adanya harapan untuk memperbiki nasib diri sendiri. “Di negara manapun, termasuk yang paling kapitalis pertumbuhan hyper market dikontrol pertumbuhannya. Bahkan penempataanya di pinggir kota,” ungkap Ibih.

Menurut Ibih, pertumbuhan hyper market di Indonesia 34 persen pertahun sementara pertumbuhan pasar tradisional cuma 8 persen. Dengan pertumbuhan seperti itu, para pedagang pasar tradisional, yang bermodal terbatas,  tentu tidak bisa bersaing dengan hyper market.  “Kondisi pasar tradisional kan terkesan kumuh, kotor dan tidak nyaman. Padahal kondisi seperti itu yang membuat adalah pengelola pasar dan para pedang tidak pernah dilibatkan dalam pengelolaan pasar,” kata Ibih.

Kalau saja, tambah Ibih, pemerintah melibatkan pedagang pasar dalam mengelola pasar kesan kumuh, kotor dan tidak nyaman akan hilang dengan sendirinya. Dijelaskan, jika para pedagang terlibat maka mereka merasa memiliki pasar tersebut. “Bahkan para pedagang berjaji, akan menaikan restribusi, bersih dan persoalan dengan pedagang kaki lima bisa diatasi,’ katanya.

Safari motor dilaksanakan tanggl 22–27 Peberuari 2004  dimulai di tugu Monas dan akan menempuh jarak 2000 kilometer. Rute yang ditempuh melalui Jakarta – Cirebon, Cirebon-Tegal, Tegal-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Yogyakarta, Yogyakarta-Pureorejo, Pureorejo-Pangandaran, Pangandaran-Tasikmalaya, Tasikmalaya-Bandung, Bandung-Cianjur, Cianjur-Bogor terus balik ke Jakarta. (sby)