Surabaya, NU Online
Orang Indonesia mengeluh atas sikap Pemerintah Saudi Arabia, tentu sudah seringkali terdengar. Mulai dari kedekatannya dengan Amerika Serikat, pembelaan pada negara-negara Islam yang dinilai sangat kurang, memandang remeh bangsa lain yang non Arab, membiayai penyebaran ajaran salafi dan wahabi ke seluruh dunia dan lainnya. Belum lagi seringnya terdengar kasus perkosaan dan penyiksaan yang dialami TKI di negeri kerajaan itu.
“Tidak ada manfaatnya kita berhubungan lagi dengan Saudi Arabia,” kata Ketua PBNU Dr H Moch Salim Aldjufri, M.Sos.I. “Tidak ada manfaatnya, illa (kecuali) sebagai khadimul haramain,” lanjut Habib Salim, sapaan akrabnya, kepada NU Online di Surabaya pada Sabtu (1/10) siang.
<>
Menurut mantan Rais Syuriah PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, ada baiknya kalau Indonesia mempertimbangkan kembali pengiriman jamaah hajinya ke sana setiap tahun. Sebab dengan jumlah jamaah haji yang terbesar di dunia setiap tahun, namun Indonesia tidak mendapatkan penghargaan apapun. Bahkan seringkali diperlakukan tidak menyenangkan. Untuk itulah ia mengusulkan, kalau perlu pengiriman jamaah haji distop dulu.
“Stop dulu pengiriman jamaah haji satu tahun, pastilah Saudi akan teriak-teriak,” jelas Habib yang suka bicara ceplas-ceplos itu.
Dalam percaturan dunia internasional, menurut Habib Salim, Saudi Arabia juga dinilai sangat mengecewakan. Saat Amerika akan menyerang Irak dulu, Saudi Arabia malah membeli senjata besar-besaran dari Amerika Serikat dengan alasan takut diserang Irak. Jadilah Amerika untung ganda: ya menyerang Irak, ya menjual senjata.
Dalam konteks sekarang, ketika Amerika Serikat mengancam akan memveto keinginan negara Palestina yang merdeka, ternyata kedekatan Saudi dengan Amerika selama ini juga tidak berfungsi. Padahal, semestinya, kedekatan itu dipergunakan untuk merayu Amerika agar mengurungkan penggunaan hak vetonya tersebut.
Penyebaran ajaran salafi dan wahabi juga banyak dikeluhkan. Saudi Arabia, menurut Habib Salim selalu getol membiayai penyebaran kedua paham tersebut ke seluruh dunia. Lebih khusus ke Indonesia.
“Daripada dana besar itu digunakan untuk membiayai salafi masuk ke Indonesia yang Islam-nya sudah bagus, lebih baik digunakan untuk dakwah kepada orang-orang yang belum beragama itu,” jelas Habib yang kakek-buyutnya Imam Masjidil Haram tersebut.
“Selama Saudi tidak berubah, tidak ada manfaatnya lagi kita berhubungan dengan negara kerajaan itu,” jelas Habib Salim. Kapan Saudi akan berubah? “Kalau terjadi revolusi, sedikit saja, akan ambruk negara itu, sebab pondasinya sangat rapuh. Makanya sekarang ia sangat ketakuran kalau revolussi Arab akan menjalar ke sana,” papar Habib Salim.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: M. Subhan
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua