Warta SERPIHAN PEMIKIRAN KH ZAINUL ARIFIN (4)

Hizbullah Lahir di Tengah Perang Menyala

NU Online  ·  Selasa, 24 November 2009 | 22:48 WIB

KH Zainul Arifin (ZA) memberikan penjelasan mengenai latar belakang dan tujuan pendirian Hizbullah. Penjelasan tersebut disiarkan oleh kantor berita Domei dan dimuat di sejumlah koran, antara lain Tjahaja yang terbit di Bandung, 13/12/1944, h.2, berikut ini:

"Sesudah masuknya Balatentara Dai Nippon ke Indonesia ini, soal pemuda pun menjadi soal yang sangat penting, sehingga kemudian dibentuklah Seinendan. Pada masa itupun oleh kita sudah terpikir akan mendirikan suatu gerakan pemuda Islam. Tetapi rupanya dewasa itu, belum tiba saatnya <>yang baik.

Alhamdulillah, sekarang sesudahnya barisan Seinendan dan Keibodan berdiri tegak dan teratur rapi. Kita, oleh pemerintah balatentara diizinkan mendirikan barisan pemuda Islam. Sudah tentu atas izin yang diberikan pemerintah itu, kita memanjatkan syukur ke hadirat Allah SWT, dan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pemerintah.

Sekarang dengan dorongan dari pemuda-pemuda kita yang berjiwa Islam hakiki, oleh Masyumi (gabungan partai Islam) didirikan Barisan Pemuda Islam yang diberi nama Hizbullah (tentara Allah). Jika kita mau berpikir dengan tenang, tiap-tiap orang yang mengaku dirinya Islam, dengan sendirinya menjadi calon tentara Allah, tentara guna membasmi musuh-musuh yang angkara murka. Bukankah kita semua umat Islam di dalam ajaran agama selamanya dididik untuk berperang? Tidak saja kita berperang dengan musuh kita yang nyata-nyata, sebagai sekarang ini, yaitu Inggris-Amerika-Belanda dan sebangsanya, tetapi kita umat Islam senantiasa setiap masa dan waktu, berperang dengan hawa nafsu kita, dengan syaitan dan iblis yang tidak dapat dilihat dengan mata. Inilah kewajiban Islam yang utama.

Islam sekali-kali bukanlah suatu agama yang pasif, tetapi adalah agama yang aktif. Agama Islam bukan hanya dapat membawa orang ke langgar atau mesjid saja dengan memutar-mutar tasbih, tetapi Islam dapat pula membawa umatnya ke medan peperangan yang berlumuran darah. Dan tasbih segera dapat ditukar dengan bedil ataupun pedang untuk menghancurkan musuh.

Bukti dalam hal ini sangat banyaknya. Nabi Besar Muhammad SAW, dalam 23 tahun selama beliau memenuhi kewajiban sebagai Rasulullah, adalah senantiasa di dalam berperang dengan musuh. Begitu pula sesudah beliau wafat, sahabat-sahabat beliau pun meneruskan peperangan itu.

Barisan Hizbullah sekarang sudah berada dalam kandungan, yang telah menemukan corak dan rupanya, di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya. Tidak lama lagi Hizbullah akan lahir di tengah-tengah masyarakat Indonesia sebagai anak bayi. Pengharapan kita moga-moga kiranya dengan taufik hidayah Allah Swt, kelahiran Hizbullah di dalam masyaralat kita sekarang ini membawa manfaat dan faedah yang berguna untuk agama, bangsa, dan tanah air.

Sebagai salah satu badan, Hizbullah di dalam masyarakat akan dapat menyumbangkan tenaga dan jiwanya guna menyelesaikan peperangan hingga berakhir dengan kemenangan bangsa-bangsa Asia Timur. Dan sebagai gerakan Islam, Hizbullah akan dapat mengembangkan keislaman “billati hiya ahsanu” (dengan jalan yang sebaik-baiknya) menurut ajaran Al-Qur’an.

Sebagai adik yang baru datang, sudah tentu Hizbullah senantiasa menyediakan diri menjadi makmum atau pengikut imamnya, yaitu Prajurit Pembela Tanah Air dan Heiho. Inilah yang dikatakan dalam anggaran dasar Hizbullah: Usaha-usaha yang disumbangkan guna menyelesaikan peperangan sebagai cadangan Tentara Pembela Tanah Air.

Sebagai tentara Allah, moga-moga kelahiran Hizbullah di tengah-tengah api peperangan yang menyala-nyala di seluruh Asia Timur ini, tidak akan mengecewakan." (Iip D. Yahya)