Jakarta, NU Online
Nahdaltul Ulama hingga hari ini tetap berpegang teguh terhadap nilai-nilai dan tradisinya, sehingga kalaupun ada kelompok dari dalam NU yang terlalu liberal dan keluar dari tradisi itu, NU akan menolaknya.
"Di dalam NU ada aturan atau manhaj yang mengatur perkembangan pemikiran. tapi namanya perkembangan bukan sesuatu yang lain dari tradisi yang asli. Bahwa kemudian ada kelompok dari NU berpikiran lebih maju dari institusinya itu karena proses interaksi. tetapi sampai hari ini NU tetap berangkat dari nilai-nilai manhaj dan tradisinya," ungkap Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi dalam diskusi bertajuk Mengapa NU Menolak Neo-Liberalisme dan Islam Liberal kerja sama Lajnah Ta'lif Wan Nasyr (LTN-PBNU) dan penerbit Mizan di Gedung PBNU, beberapa waktu lalu.
<>Karena alasan itu, kata Hasyim, NU akan terus membentengi diri dari orang-orang yang memiliki paham berbeda dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah--yang disusun pendiri NU K.H. Hasyim Ashari dan ulama lain. Menurutnya, kyai Hasyim Ashari mendirikan NU sebenarnya untuk memagari paham lain seperti Jaringan Islam Liberal yang dikembangkan beberapa pengurus NU belakangan ini. "Itu sudah menjadi tradisi NU, yang akan menolak tegas segala bentuk kolonialisme, dan penindasan," katanya.
Meskipun begitu. lanjut pengasuh ponpes Al-Hikam Malang, di dalam NU memiliki tradisi selalu menghargai perkembangan pemikiran Islam karena itu merupakan bagian dari proses sejarah. Selain itu karena di dalam tradisi NU sangat kaya akan gagasan dan pemikiran. Untuk itulah, Hasyim menyarankan hal-hal yang menjadi tema pemikiran hendaknya terlebih dahulu diteliti, dibahas, disesuaikan syariat sebelum diaplikasi.
Pada kesempatan diskusi yang dihadiri tokoh yang juga dekat dengan gagasan liberal, Masdar Farid Mas'udi dan Dr Martin Sinaga dari Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, Hasyim meminta umat Islam untuk menempuh perjuangan dengan cara moderat, tetapi tetap lurus pada syariat (jalan) Islam. Dengan kata lain, umat Islam tidak memilih kekerasan atau yang terlalu liberal.
"Kalau terlalu keras akan berbenturan dan asing yang bisa melakukan intervensi kepada Indonesia dengan stigma teroris. Tapi kalau terlalu liberal seperti Jaringan Islam Liberal juga tidak baik, karena seakan-akan Islam itu tidak ada lagi yang haram, halal semua," ujarnya.
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
3
Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal
4
Asap sebagai Tanda Kiamat dalam Hadits: Apakah Maksudnya Nuklir?
5
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
6
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
Terkini
Lihat Semua