Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi tidak setuju Majelis Ulama Indonesia (MUI) dibubarkan. Menurutnya, beberapa kasus penyerangan sejumlah massa terhadap jamaah Ahmadiyah, tak dapat ditimpakan kesalahannya pada MUI.
“Saya tidak setuju dengan adanya gelombang manuver yang menyerang habis MUI, bahkan menuntut pembubabarannya. Manuver ini tampak mempunyai maksud lebih jauh dan luas dari sekedar masalah Ahmadiyah,” terang Hasyim dalam siaran pers yang diterima NU Online, Rabu (2/1).<>
Ia juga tak sependapat dengan penilaian sebagian kalangan yang menyatakan bahwa penyerangan terhadap Ahmadiyah terkait fatwa sesat yang dikeluarkan MUI. Menurutnya, keputusan bahwa Ahmadiyah sebagai aliran menyimpang sudah ada sejak tahun 1980. Bila keputusan itu dikeluarkan lagi, katanya, hanya bersifat penegasan.
“Kesalahan terletak pada ‘penyerbuan’ itu sebagai tindakan main hakim sendiri di negara hukum seperti Indonesia,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, itu.
Mantan ketua Pengurus Wilayah NU Jatim itu menilai, aksi kekerasan terhadap Ahmadiyah itu terjadi sebagai akibat kurang sigapnya aparat keamanan atau pemerintah. Demikian pula proses hukum terhadap Ahmadiyah tidak jelas sehingga memberi peluang kepada kelompok tertentu untuk berbuat semena-mena.
Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars itu mensinyalir, tuntutan pembubaran MUI merupakan bagian dari gerakan global yang ingin terus mereduksi nilai-nilai Islam melalui gerakan neoliberalisme.
“Indonesia tidak mungkin lepas dari sasaran neoliberalisme ini karena dua faktor, pertama, kekayaan alam. Kedua, Islam sebagai agama terbesar di dunia,” terangnya.
Ia mengimbau kepada kaum Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) agar tidak turut dalam gerakan tersebut karena hal itu merupakan ”gol bunuh diri” terhadap agamanya dan negaranya sendiri.
Sebelumnya, mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengusulkan pembubaran MUI. Lembaga tersebut, menurutnya, menjadi persoalan dalam hubungan antaragama di negeri ini.
"Jadi, bubarkan MUI. Dia bukan satu-satunya lembaga, kok. Masih banyak lembaga lain seperti Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah. Jadi, jangan gegabah keluarkan pendapat,” kata Gus Dur dalam orasi refleksi akhir tahunnya di Jakarta, Ahad (30/12) lalu. (rif)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua