Warta ISLAH PARPOL BERBASIS NU

Hasyim: Politisi NU Pilih ”Naik Bajaj Asal Jadi Sopirnya”

NU Online  ·  Rabu, 30 Juni 2010 | 07:15 WIB

Jakarta, NU Online
Keinginan untuk mengadakan islah atau rekonsiliasi partai politik berbasis NU mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, tak terkecuali Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.

Dalam acara Halaqah Aswaja yang digelar ICIS di Jakarta akhir pekan lalu, KH hasyim Muzadi mengkritik para politisi yang berebut dan ngotot ingin menjadi penguasa. Akibatnya partai politik pecah dan otomatis akan mengalami penurunan suara.<>

”Sekarang ini kan mereka berperinsip dari pada naik bis tapi hanya jadi penumpang, mendingan naik bajaj asal bisa menjadi sopirnya. Kalau sikap ini dipertahankan ya tidak mungkin islah bisa tercapai,” kata pengasuh pesantren Al-Hikam ini .

Namun pihaknya tetap mendukung terlaksananya islah ini meski tercapai atau tidaknya islah tergantung dari para politisi yang bersangkutan.

Hal senada di sampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj saat menghadiri perayaan hari lahir (Harlah) ke-87 NU di Gedung PWNU Jatim, Jalan Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Selasa (29/6).

Menurutnya beberapa kubu dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah mengungkapkan keinginan kepada PBNU untuk melakukan islah. Dikatakannya PBNU tidak ikut campur dalam persoalan partai ini namun siap mendukung terlaksananya islah.

"Semuanya merasa sadar akan bahaya, karena itu mereka dari PKB Ancol dan Parung ingin menyatu untuk mengantisipasi Pemilu 2014, tetapi PBNU tidak melakukan intervensi, melainkan kami hanya mendukung dengan menyediakan tempat," katanya.

Menurut dia, pihaknya berpesan kepada PKB yang ingin menyatu itu untuk segera melaksanakan muktamar supaya rekonsiliasi terwujud, sekaligus memutuskan program guna menyongsong Pemilu 2014.

"Saya hanya berpesan bahwa PKB adalah warisan Gus Dur, oleh karena itu dalam muktamar jangan sampai meninggalkan keluarga Gus Dur dan jangan saling gusur, karena islah akan terwujud tanpa saling gusur atau saling geser," katanya. (nam/sam)