Warta

Hasyim: Pemenang Pemilu Belum Tentu Menjadi Presiden

NU Online  ·  Senin, 13 April 2009 | 02:02 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyatakan, partai politik pemenang pemilu 9 April lalu belum tentu berhasil mengegolkan tokohnya menjadi presiden.

Hal tersebut dikatakannya saat dimintai komentar terkait melejitnya perolehan suara Partai Demokrat dan berbagai manuver para elit politik pasca pemilu dan mendekati masa pemilihan presiden Juli mendatang.<>

Menurutnya, ada fenomena menarik dalam dekade reformasi yakni pemenang pemilu belum tentu menjadi presiden. “Pada Pemilu 1999 PDIP menjadi juara namun yang menjadi presiden Gus Dur,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Ahad (12/4)

Sementara itu, tambahnya, pemilu 2004 dimenangkan Partai Golkar, tetapi yang menjadi presiden justru Susilo Bambang Yudhoyono dari Partai Demokrat yang waktu itu hanya meraih 7 persen dalam pemilu.

"Nah, tahun 2009, Demokrat diprediksi menang, kita belum tahu siapa nanti presidennya," katanya.

Ketika dimintai komentar terkait melejitnya perolehan suara Partai Demokrat hingga hampir 200 persen, sementara partai-partai besar turun, Hasyim menyatakan tidak mampu berkomentar. "Ini di luar logika-logika umum," katanya.

Dikatakannya, NU sendiri tidak ada kepentingan langsung dalam kekuasaan politik praktis, tetapi NU sangat berkepentingan terhadap proses kekuasaan itu diatur dan dilahirkan.

Namun demikian terkait masalah kecurangan dalam pemilu, menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam ini, selama merupakan delik aduan, itu merupakan domain partai politik, bukan wilayah NU.

"Kalau umpamanya partai-partai yang dirugikan menerimanya dengan tulus ikhlas tentu alhamdulillah buat yang diuntungkan. Kalau menggugat, kita lihat saja seterusnya," katanya. (sam/ant)