Warta MISI PERDAMAIAN PBNU (1)

Hasyim Muzadi: Saya Menyempurnakan Langkah Gus Dur

NU Online  ·  Senin, 18 Januari 2010 | 07:19 WIB

Beirut, NU Online
Upaya memperkenalkan kembali NU kepada dunia internasional selama beberapa dekade ini telah dirintis oleh Gus Dur. Pada tahun 1980-an Gus Dur memperkenalkan NU ke dunia internasional, khususnya di kalangan masyarakat barat. Setelah itu banyak orang mengkaji tentang NU. Saat itu NU memiliki hubungan yang sangat baik dengan dunia barat sehingga berbagai kerjasama dilakukan bersama mereka. 

Demikian disampaikan Hasyim saat berada di Lebanon selatan dalam misi perdamaian PBNU, Ahad (17/1).<>

Dalam kunjungan tersebut KH Hasyim didampingi oleh beberapa ulama terkemuka antara lain KH Masyhuri Naim, rais syuriyah PBNU,  KH Miftahul Achyar,  rais PWNU Jawa Timur, kemudian ajengan Asep, rais PWNU Jabar, KH Tb Abdul Haim, rais syuriyah PW NU Banten, serta ketua PWNU Kalbar Drs H M Zeet Hamdy Assovie, juga ketua PCNU Lasem KH Zaim Ahmad. Para ulama itulah yang diharapkan nantinya mampu memperkuat misi mondial NU.

Mungkin selama ini karena keterbatasannya, dan juga karena faktor lain, kerjasama dengan dunia Islam khususnya di Timur Tengah masih kurang. “Selama ini Timur Tengah memang belum menjalin kerjasama secara erat dengan NU kalaupun ada hanya sporadik. Melihat peluang besar yang belum digarap Gus Dur ini maka saya berusaha memasukinya, sebab ini bagian pelaksanaan dari ukhuwah islamiyah yang dipegangi NU,” kata Hasyim.

Ditambahkannya, “Namun demikian ukhuwah basyariyah (kemanusiaan) tetap kita jalankan, buktinya selain menjalin kerjasama dengan negara Islam, NU sekarang tetap melakukan kerjasama dengan dunia Barat, baik Inggris, Amerika dan sebagainya. Ini artinya langkah dan kerjasama yang diakukan oleh PBNU tetap dalam koridor khittah NU dalam menjalankan ukhuwah tadi, karena itu hubungan harus tetap dijaga keseimbangannya agar tidak saling mendominasi.”

Dalam hubungan kerjasama, NU berusaha mempertahankan kesetaraan karena itu NU dengan bebas mendukung negara manapun yang perlu didukung, dan dengan tegas mengkritik negara saahabat yang melakukan pelanggaran. Sikap tegas NU ini ternyata tidak mengurangi kerapatan hubingan NU dengan negara yang bersangkutan, malah semakin disegani.

“Dengan sikap yang independen dan kritis serta peduli seperti itu, NU ternyata malah menjadi kekuatan penyeimbang bagi tata kehidupan dunia. Terbukti semua negera yang terlibat konflik mengundang NU untuk turut menyelesaikannya. Dengan demikian NU tidak hanya menjadi kekuatan penyeimbang bagi kehidupan bangsa Indonesia, tetapi Insyaallah juga akan menjadi kekuatan penyeimbang bagi kehidupan dunia,” terangnya. (mdz)