Warta

Hasyim Minta Ahli Waris Selesaikan Utang Pak Harto

Ahad, 13 Januari 2008 | 12:00 WIB

Malang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, ahli waris mantan presiden Soeharto harus menyelesaikan utang bila penguasa Orde Baru itu meninggal dunia.

“Utang-utangnya kepada negara harus dikembalikan. Utang apa saja, tergantung keputusan pengadilan, ya. Setiap orang yang meninggal tidak boleh meninggalkan utang,” jelas Hayim di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Sabtu (12/1) kemarin.<>

Ia berpesan agar seluruh rakyat memaafkan Soeharto selama 32 tahun memimpin bangsa Indonesia. Namun, berpendapat, proses hukum Soeharto harus tetap berjalan sesuai kaidah hukum yang berlaku.

Bagi pihak-pihak yang bersimpati pada Soeharto, Hasyim mengimbau agar terus mendoakannya. Berdoa tidak perlu selalu berjamaah, tetapi bisa dilakukan sendiri-sendiri sesuai agama dan kepercayaannya.

Sementara itu, adik kandung Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Shalahudin Wahid juga menjenguk Soeharto di RSPP Jakarta. Menurut dia, Soeharto saat ini masih sadar dan dalam keadaan tidur.

Gus Solah keluar dari lantai V RSPP sekitar pukul 23.30 WIB, Jumat (11/1). Setelah Gus Solah keluar, keluar juga Ketua MUI Amidhan dan artis Maya Rumantir yang sama-sama usai menjenguk Soeharto.

Menurut Gus Solah, saat itu, sejumlah peralatan medis masih terpasang di badan Soeharto. Di ruangan di mana Soeharto terbaring, banyak orang yang mengaji. “Ada yang mengaji dan bicara, saya tidak melihat, tapi banyak sekali orang,” akunya.

Ketika ditanya kesan pribadinya terhadap Soeharto, Gus Solah menyatakan, mantan presiden kedua Indonesia ini merupakan pemimpin yang baik. Mengenai kontroversi Soeharto nantinya bisa dilihat secara obyektif di masa depan.

“Kalau nanti kita sudah jaraknya cukup jauh, kita bisa melihat Pak Harto secara seimbang antara plus dan minusnya, antara jasa dan kesalahannya, itu berlaku bagi siapa pun juga. Jadi, kita tidak bisa menilai hitam putih, ada plus minusnya,” ujarnya.

Apa artinya, Soeharto tidak bersalah? Gus Solah mengatakan, semua pemimpin bangsa ini pernah melakukan kebaikan juga keburukan sekaligus. “Banyak jasanya dan juga kesalahan, sama seperti Bung Karno dan yang lainnya. Tidak ada yang salah seratus persen dan baik seratus persen. Kenanglah yang baiknya,” tegasnya. (gpa/rif)