Warta

Hasyim: Korupsi telah Jadi Ideologi

NU Online  ·  Rabu, 23 Desember 2009 | 12:15 WIB

Jakarta, NU Online
Meskipun negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia menghadapi momok korupsi yang telah membuat rakyat Indonesia mengalami penderitaan berkepanjangan.

KH Hasyim Muzadi bahkan beranggapan, korupsi kini telah menjadi ideologi karena orang tidak lagi mengejar sebuah jabatan untuk mendapatkan gaji resmi yang tak seberapa, tetapi ingin mendapatkan pendapatan lain-lain di luar gaji tersebut, yang seringkali melanggar dan memanfaatkan jabatan yang disandangnya.<>

“Korupsi kini telah menjadi ideologi, orang memanfaatkan jabatannya untuk keuntungan pribadi,” katanya kepada NU Online, Selasa (23/12).

Karena itu, Hasyim berpendapat, kini lebih sulit untuk mencari orang yang bersih daripada orang yang korupsi. Ia memperkirakan, hanya ada sekitar 10 persen dari orang yang bisa dikatakan sebagai bersih.

“Ada orang yang tidak korupsi bisa dikarenakan karena belum mendapat kesempatan, bukan karena ia tidak mau,” katanya.

Tak heran, para pejabat yang saat ini berteriak-teriak untuk memberantas korupsi bisa jadi juga para pelaku korupsi, tetapi hanya belum ketahuan saja.

Yang menjadi keheranan dia adalah, orang yang diduga menerima suap, dalam kasus KPK, dikejar-kejar dan berusaha dicari buktinya sementara orang yang sudah jelas-jelas mengaku menyuap malah tidak ditangkap.

Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia harus dilakukan secara komprehensif dan sistemik melalui perbaikan birokrasi, disiplin, upah yang layak dan lain. Proses ini akan berjalan lama dan baru sekitar 15 tahun akan ketahuan hasilnya.

“Peran KPK sebagai terapi kejut, tetapi ia tidak akan bisa memberantas korupsi secara tuntas,” tegasnya.

Pendekatan yang dilakukan oleh negera ini merupakan pendekatan sistemik, sementara yang dilakukan oleh agama adalah pendekatan hati, yaitu, menjaga agar tidak muncul niat korupsi dari masyarakat.

“Korupsi muncul karena adanya niat dan kesempatan, urusan niat menjadi ranah agama sedangkan urusan kesempatan menjadi domain pemerintah dengan membangun sistem yang baik yang menjagah orang tidak korup,” imbuhnya.

Upaya NU yang berusaha dilakukan adalah mengkampanyekan gerakan hidup halal, berusaha menjaga kehalalan dalam segala hal, baik dalam gaji, hak orang lain, rumah, jabatan, hubungan suami istri dan lainnya.

Agama memiliki ruang yang lebih luas untuk mencegah terjadinya korupsi karena banyak hal yang tidak bisa dijangkau secara formal oleh negera. “Yang menjadikan kita risih adalah kita sebagai umat Islam terbesar di dunia juga menjadi salah satu negara paling korup di dunia, kok Indonesia menjadi sarang koruptor,” ujarnya. (mkf)