Hasyim Gelar Tahlil untuk Kiai Ilyas di Arafah
NU Online Ā· Selasa, 18 Desember 2007 | 13:41 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi yang sedang menjalankan ibadah wukuf di Arafah, Arab Saudi, langsung menggelar tahlil dan doa bersama begitu mendengar kabar duka meninggalnya KH Ilyas Ruhiyatāmantan rais aam PBNU.
āSaya dan rombongan yang berketepatan berada di Arafah sedang menjalankan wukuf, menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya, sekaligus membaca tahlil di tempat istijab, Arafah,ā ungkap Hasyim melalui pesan pendek (SMS) kepada NU Online, Selasa (18/12).<>
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, itu mengatakan, NU sangat kehilangan tokoh besar yang disebutnya sebagai āmutiara ulamaā.
āKami mendoakan semoga (Almarhum) dikaruniai khusnul khotimah (berakhir dengan kebaikan). Wafat pada hari Arafah merupakan pertanda baik. Sekali lagi, NU kehilangan mutiara ulama yang mukhlis (orang yang ikhlas) berjuang tanpa henti dan tanpa pamrih. Kita bangga dengan Kiai Ilyas serta sedih ditinggalkannya,ā katanya.
āAjengan Cipasungāāpanggilan lain untuk KH Ilyas Ruhiyatāyang memimpin PBNU bersama KH Abdurrahman Wahid itu meninggal dalam usia 73 tahun, menyusul istri tercinta Hj Dedeh Fuadah yang telah berpulang ke Rahmatullah enam bulan lalu.
Kiai Ilyas meninggalkan warga Nahdliyyin menjelang hari ulang tahunnya yang ke-74. Kiai Ilyas lahir pada 31 Januari 1934, tepat di hari ulang tahun NU.
Pernikahan Kiai Ilyas dengan Hj Dedeh dikaruniai 3 orang putra, yakni Acep Zamzam Noorāseorang kiai yang juga seniman kesohor, lalu Ida Nurhalida yang meraih master di UPI Bandung, dan Enung Nursaidah Rahayu juga master pendidikan biologi.
Almarhum mengalami tiga kali stroke dan penyakit komplikatif. Ia juga telah 40 hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat.
Kiai Ilyas adalah sosok pejuang yang tangguh. Setelah pernikahannya, 50 tahun lalu, Kiai Ilyas kembali bersibuk untuk mengajar, ceramah, dan aktif di NU.
Kiai Ilyas beristri satu. Namun, istri tercinta, Almarhumah Hj Dedeh, merasa jadi istri yang ketiga. Istri pertamanya, pesantren, kedua NU. Baru ketiga dirinya. (rif)
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
3
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
4
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
5
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NUĀ
6
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
Terkini
Lihat Semua