Warta

Halaqah Syuriyah akan Dilanjutkan ke PCNU

NU Online  ·  Senin, 24 Desember 2007 | 10:03 WIB

Jakarta, NU Online
Setelah sukses digelarnya program halaqah syuriyah atau lebih dikenal dengan istilah “Program Peningkatan Peran Syuriyah NU” ditingkat PBNU dan PWNU, kini program tersebut akan ditindaklanjuti di tingkat syuriyah PCNU.

Wakil Rais Aam PBNU KH Tolhah Hasan menganggap program ini penting untuk terus digulirkan agar para syuriyah NU dapat terus mengembangkan kemampuannya dalam situasi yang selalu berubah.

<>

“Tanpa begini, kita akan kesulitan untuk mengejar potensi yang diharapkan dari syuriyah-syuriyah kita dalam menghadapi program-problem yang ada di daerah maupun di tingkat nasional,” katanya seusai rapat tindak lanjut program ini di Gd. PBNU, Senin (24/12).
 
Untuk sementara, program ini diprioritaskan ke tiga wilayah yang mencakup Jawa Timur, Lampung dan Kalimantan Selatan dengan sejumlah perubahan materi sesuai dengan kondisi yang ada.

“Untuk narasumber, kita harapkan bisa dipenuhi dari sumberdaya lokal dan kalau tidak ada, kita akan mengirimkan satu atau dua orang dari PBNU,” imbuhnya.

Selanjutnya daerah-daerah lainnya diharapkan bisa “mengejar” program ini dalam periode kepengurusan PBNU yang akan berakhir pada tahun 2009 mendatang. Namun jika tidak, bisa dilanjutkan pada periode selanjutnya.

Mantan Menteri Agama ini juga mengusulkan agar PWNU atau PCNU memanfaatkan sumberdaya selain dari pondok pesantren sebagai pengurus syuriyah NU seperti dari universitas atau IAIN.

“Ini dibeberapa daerah sudah dilakukan, karena sulitnya merekrut pengurus syuriyah dari pondok pesantren dan karena kebutuhan. Banyak sekarang yang direkrut itu dari perguruan tinggi-perguruan tinggi, terutama di daerah yang banyak perguruan tinggi yang bagus dan banyak warga NU disana,” katanya.

Namun demikian, ditegaskannya bukan berarti mereka bisa langsung berperan dalam kepengurusan NU karena banyak diantara mereka pemahamannya masih setengah matang sehingga perlu proses lebih lanjut untuk penyatuan visi, misi dan fikrah nahdliyyah. (mkf)