H Mahrus Ali Siap Debat dengan Kiai NU
NU Online · Selasa, 6 Mei 2008 | 09:34 WIB
Setelah ‘tiarap’ pascaketidakhadiran dirinya dalam debat terbuka di aula Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 12 Maret lalu, H Mahrus Ali, pengarang buku “Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik” kembali bersuara.
Kepada NU Online yang menemui di rumahnya pada Senin (5/5) malam, ia mengaku telah siap melakukan debat dengan siapapun. “Saya sudah siap untuk melakukan debat itu,” tuturnya.<>
Namun sebagaimana sebelumnya, ia menyertakan syarat yang sulit bisa dipenuhi oleh orang biasa. Syarat yang diajukan itu adalah perdebatan dilangsungkan di rumahnya. Itupun masih ada tambahan lagi, dilakukan satu persatu dan tidak boleh membawa massa.
Jika ada lima orang yang ingin melakukan debat, H Mahrus mengaku siap meladeninya, tapi dengan syarat dilakukan secara bergantian. Satu persatu. “Sebab kalau ramai-ramai, apalagi sampai membawa massa, jadinya tidak bisa ilmiah lagi,” tuturnya memberikan alasan.
Disinggung tentang aula Pascasarjana IAIN yang juga forum ilmiah, tapi ia tetap tidak mau datang, H Mahrus punya alasan untuk berkelit. “Tidak semua anggota komunitas kampus itu bisa berlaku ilmiah. Buktinya seringkali ada demo-demo yang sampai merusak kaca jendela rektonya, itu kan tidak ilmiah,” paparnya.
Ketika disebutkan beda kasus, mungkin peristiwa rusuh itu karena kenaikan SPP yang terlalu tinggi, ia hanya tersenyum.
Ia mengaku ketidakhadiran dirinya dalam debat terbuka itu karena faktor keamanan. Meski sudah mendapatkan jaminan dari panitia dan para kiai, namun ia belum bisa mempercayai begitu saja ucapan itu.
Ia tidak ingin nasibnya akan seperti Hartono Ahmad Jaiz yang langsung opname di rumah sakit sekeluar dari ruang debat terbuka. Begitu juga yang dialami Dr Quraisy Shihab yang mukanya lebam-lebam dipukuli massa sekeluar dari ruangan debat.
“Kalau saya datang ke sana, kan bunuh diri namanya,” akunya memberikan alasan.
Kalau debatnya dilangsungkan di dalam markas kepolisian, apa masih tidak mau hadir dengan alasan keamanan? Mendapat pertanyaan seperti itu H Mahrus tampak santai. “Masak polisi ngurusi yang begitu-begitu,” jawabnya dengan nada tenang.
Namun yang jelas, ia telah berketatapan hati untuk siap melakukan debat terbuka dengan siapa saja, asal dilakukan di rumahnya dan dilakukan secara bergantian. (sbh)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua