Warta

Gus Mus: Dakwah Rasulullah itu dengan Teladan

NU Online  ·  Senin, 3 Oktober 2011 | 01:11 WIB

Semarang, NU Online
Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah itu dengan teladan. Contoh perbutan. Bukan sekedar perkataan. Metode mengajak manusia dengan teladan itulah yang membuat Nabi Muhammad SAW sukses mengemban misi kenabian.

Kalau sekarang ada orang mengaku umat Nabi Muhammad tetapi cara dakwahnya tidak meniru Rasulullah, maka tidak akan mendapat keberhasilan. Alih-alih malah mendatangkan keburukan jika apa yang diomongkan bertolak belakang dengan apa yang dilakukan.
<>
Demikian disampaikan Wakil Rais Am PBNU KH Mustofa Bisri saat mengisi pengajian dalam rangka Pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang sekaligus Penglepasan Jamaah Calon Haji KBIH Shodiqiyah di Halaman Ponpes As-Shodiqiyah, Kelurahan Sawah Besar Kecamatan Gayamsari Kota Semarang, siang tadi.

Acara dihadiri ribuan warga NU dan sejumlah tokoh. Diantaranya Walikota Semarang Soemarmo HS, Kapolrestabes Semarang KBP Elan Subilan, mantan wakil gubernur Jateng H Ahmad, beberapa pengurus PWNU Jateng, lajnah, lembaga dan banom NU tingkat Jateng maupun Kota Semarang.

Gus Mus mengatakan, saat ini banyak orang yang mengaku berdakwah, mengajak kepada Islam, tapi dia sendiri menjauh dari akhlak Islam. Bukannya memberi contoh moral yang mulia, malah mengajarkan membenci sesama. Lalu mengobarkan permusuhan kepada siapa saja di luar kelompoknya. Sampai puncaknya menebar teror di mana-mana.

 “Rasul itu kalau mengajak orang, beliau sendiri memberi teladan. Semua sahabat dan kaum saat itu manut karena melihat langsung prakteknya,” tegasnya.

Selain menyalahi cara Rasulullah, lanjut pengasuh Ponpes Raudlatut Tholibin ini, cara yang salah itu juga mengingkari perintah Gusti Allah Ta’ala. Allah, terangnya, mengajarkan agar mengasihi sesama dan menghormati tetangga. Harus pula membangun persatuan dan mengutamanan kerukunan.

Jika ada orang mengaku menghormati Allah tetapi tidak mendengarkan perintah Allah tersebut, yakni menganiaya bahkan membunuh hamba Tuhan lainnya tanpa hak, berarti orang tersebut pendusta.

Mengiyaskan hal itu, secara khusus  Gus Mus berpesan, jika pengurus NU menghormati dirinya selaku Wakil Rais Aam, maka tak cukup dengan memberi penghormatan semisal mencium tangannya dan meminta nasehat. Yang lebih penting adalah mau mendengar tuturannya.

 “Pengurus NU jangan hanya menghormati Rais Am-nya seperti saya. Yang berpartai maupun yang tidak harus mendengarkan saya.Jangan minta nasehat tapi saya beri saran tidak digugu,” katanya seraya berjanji memberikan buku kecil kumpulan Qonun Asasi, Khittah NU dan Pedoman Politik Warga NU yang disusun dia dan telah dicetak.

Kepada Jamaah calon Haji dia berpesan, jangan sampai lupa mendoakan Indonesia, terlebih kepada para pemimpinnya agar diberi petunjuk, hidayah. Jika orang haji mendoakan bangsa dan negara Indonesia, otomatis anak, cucu, bapak ibu dan seluruh kerabat ikut katut.

 “Anda yang berhaji boleh lupa doa lainnya, tapi jangan lupa mendoakan bangsa dan negara Indonesia. Lupa lainnya boleh, tapi ini jangan. Sebab doa untuk Indonesia otomatis membuat keluarga Anda katut,” wantinya seraya memberi saran agar sebelum berdoa itu, doa untuk untuk diri sendiri berisi permohonan bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar dan mudah.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Ichwan