Warta KONGRES ANSOR

Gus Ipul: Ketua Ansor Harus Patuhi PBNU

NU Online  ·  Sabtu, 15 Januari 2011 | 00:33 WIB

Surabaya, NU Online
Kongres XIV Gerakan Pemuda Ansor tidak membatasi siapapun dalam untuk tampil sebagai calon ketua umum. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga tidak ikut campur dalam proses pemilihan ketua umum yang baru.

Sehingga dalam kongres ini tidak ada istilah 'restu' dari ketua umum PBNU. “Itu sih dulu,” timpal Ketua Umum GP Ansor Saifullah Yusuf (Gus Ipul) kepada wartawan di arena kongres, Jumat (14/1).<>

Meski demikian, kata Gus Ipul, Ketua Ansor NU terpilih harus taat pada PBNU. Sehingga tidak menjadi anak yang durhaka. “Siapapun yang jadi, harus patuh dan taat pada PBNU,” tuturnya.

Gus Ipul juga mengungkapkan kalau calon-calon yang muncul, masih cukup sehat,santun, dalam mencari simpati pemilih. Para calon dinilainya masih menggunakan cara-cara Ansor yang telah diamanatkan oleh ulama-ulama.

Dalam pandangan Gus Ipul, kandidat calon yang mengemuka semuanya layak, untuk meneruskan perjuangannya. Meskipun ada catatan-catatan, sebagaian calon berasal dari partai politik (parpol).

Yang terpenting, katanya, Ansor tidak dijadikan sebagai badan otonom dari parpol oleh ketua yang bersangkutan. Pemimpin Ansor harus tetap menjadikan organisasi ini sebagai bagian dari NU, bukan dari yang lain.

Tidak boleh kalau ketua umumnya berasal dari partai A maka ketua wilayahnya dipaksakan dari partai A. Cabangnya juga dari partai A. “Itu terlalu kental warna partai politiknya,” ungkapnya.

Dia tidak ingin siapapun ketua umum yang terpilih nanti melenceng dari komitmen sejarah. Fakta sejarah, berulang-ulang Ansor dipaksa untuk ke parpol tertentu. Pernah Ansor dipaksa ke Golkar, ke PPP atau ke PKB. "Ternyata tidak bisa," katanya sembari menyebutkan bahwa pengurus Ansor tidak berlatarbelakang satu parpol.

"Pengurus Ansor periode saya ada yang dari berbagai partai seperti para calon-calon kali ini. Ada yang berada di PPP, Golkar, Demokrat, PKB dan lain-lain,” tandasnya. (was)