Jakarta, NU Online
Hari ini, Rabu 4 Agustus 2004 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) merayakan hari ulang tahunnya yang ke 64 di kediamannya Jl. Warung Silah Ciganjur Jakarta Selatan dan dilakukan secara sederhana dengan potong tumpeng yang dibantu oleh putrinya, Yenny Zannubah.
Acara dimulai pada pukul 12.30 WIB, meski sederhana namun acara berlangsung khidmat. Diawali dengan doa Nabi Sulaiman dan Nabi Zakaria yang dipimpin KH Aminullah Mukhtar dilanjutkan pemotongan kue tart dan tumpeng yang menandai bertambahnya usia mantan Presiden RI ke-4 yang lahir di Jombang 4 Agustus 1940 ini. Selanjutnya para tamu yang hadir memberi ucapan selamat satu persatu dan acara diakhiri dengan makan bersama.
<>Pada kesempatan itu, Ibu Sinta Nuriyah mengungkapkan kalau dalam acara peringatan kelahiran kali ini tidak ada rencana dari pihak keluarga untuk merayakannya, hal itu dikarenakan padatnya jadwal Gus Dur.
“Tidak ada rencana sama sekali, saya tidak masak apa-apa, ini temen-temen koq yang bikin. Karena Bapak banyak acara di luar rumah,” kata Ibu Sinta.
Selain Ibu Sinta dari keluarga hadir dua dari empat putri Gus Dur yakni Yenni Zannuba Arifah Chafsoh dan Inayah “Ina” Wulandari, dua adik Gus Dur, Shalahuddin Wahid dan Dr. Umar Wahid. Selain itu nampak hadir beberapa pengurus DPP PKB seperti Alwi Shihab, Muhaimin Iskandar, Adhie M. Massardi dan beberapa aktivis LSM dan teman-teman dekat Gus Dur.
Sebagai seorang istri, Ibu Sinta ternyata punya cara sendiri dalam merayakan ultah sang suami, selain mendoakan agar sang suami tetap diberi kesehatan, panjang umur dan keberhasilan dalam cita-cita, Ibu Shinta secara pribadi juga lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, “Setiap kali Bapak ulang tahun saya selalu berpuassa” ujarnya.
Gus Dur terlahir dari pasangan pasangan Wahid Hasyim dan Sholihah. Sebagai anak seorang kyai dan cucu dari pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, dunia pesantren telah menjadi bagian hidupnya sejak kecil, baik di pesantren Tebu Ireng maupun Tambak Beras Jombang. Ia menghabiskan waktu di pesantren Tambak Beras Jombang selama 4 tahun (1959-1963) dan selanjutnya berangkat ke Universitas Al Azhar Kairo (1964-1966). Selanjutnya pindah ke Universitas Bagdad (1966-1970).
Gus Dur terlibat dalam banyak aktivitas seperti pernah menjadi Ketua Balai Seni Jakarta (1986-1985), Ketua Forum Demokrasi (1990), Ketua Konferensi Agama dan Perdamaian Se-dunia (1994). Ia juga turut membidani khittah 1926 NU dan menjadi ketua PBNU selama 3 periode (1984-1999). Dalam masa pemerintahannya yang singkat (20 Oktober 1999-24 Juli 2001) Gus Dur telah melakukan banyak hal bagi Indonesia.(gdn/mkf)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua