Warta

Gus Dur Ancam Mundur dari PKB

NU Online  ·  Jumat, 1 Oktober 2004 | 11:43 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengancam mundur dari PKB. Gus Dur kecewa dengan sikap Ketua umum PKB Alwi Shihab dan Wakil Ketua umum PKB Mahfud MD yang dinilainya telah mengambil keputusan dengan memaksakan kehendak.

Ancaman mundur ini tertuang dalam surat yang ditujukan kepada DPP PKB tertanggal 1 Oktober 2004. Surat ini dibacakan juru bicaranya, Adhie Massardi, dan dibagikan kepada wartawan dalam jumpa pers di kantor PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta, Jumat (1/10/2004).

<>

Dalam suratnya Gus Dur menyatakan perilaku Ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB, Wakil Ketua umum, dan sejumlah fungsionaris yang lain yang mengambil keputusan baru tanpa konsultasi dengan seluruh anggota DPP PKB telah meresahkan kita semua.

Dinyatakan Gus Dur, sikap tidak konsisten dari Ketua umum dan Wakil Ketua umum Dewan Tanfidz yang didahului sebelumnya dengan sikap berkelompok untuk menyiapkan pemaksaan kehendak melalui pemungutan suara pada malam sebelumnya benar-benar adalah jauh dari moralitas demokrasi yang ia yakini sepenuhnya.

"Maka jika hal itu diteruskan saya mau tidak mau harus mengundurkan diri dari semua fungsi di lingkungan DPP PKB. Dalam jumlah besar ada teman-teman fungsionaris DPP PKB dan DPW PKB (dari daerah-daerah) meminta agar saya membatalkan niatan saya karena akan berarti hancurnya PKB sebagai partai politik," kata Gus Dur.

Lalu dilanjutkannya, "Mereka berjanji akan menyelenggarakan semua fungsi DPP PKB dengan baik sehingga tidak bisa dikuasi oleh para petualangan politik yang ada di lingkungan tersebut."

Tidak dijelaskan dalam surat itu keputusan apa yang dinilai Gus Dur diambil melalui pemaksaan kehendak oleh Alwi Shihab dan Mahfud MD. Tapi untuk diketahui, semalam DPP PKB memutuskan untuk bergabung dengan koalisi di luar Koalisi Kebangsaan dalam pemilihan Ketua DPR dan MPR.

Seperti diketahui, PKB bergabung dengan Koalisi keumatan yang dipelopori PPP, dan koalisi partai pro SBY untuk mendukung calon DPR dan MPR. Keputusan bergabung tersebut dinilai tanpa melalui mekanisme prosedural dan Gus Dur menilai perbuatan sekelompok elite PKB itu menciderai demokrasi secara esensial. Padahal esensi demkokrasi dengan mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan termasuk berkoalisi harus di bicarakan secara baik. "Langkah tersebut bernuansa sangat politis untuk kepentingan pribadi, jauh dari moralitas demokrasi," ujar Gus Dur dalam pernyataan sikapnya.

Tapi, dalam tanya jawab, ketika wartawan meminta kepastian Gus Dur apakah akan mundur dari PKB, ia menjawab, "Lihat dulu perkembangannya. Kalau DPP tetap main paksa, ya saya mundur," katanya (dul/cih)

Â