Gus Dur: "Jangan Dicampur GAM Moderat dan Ekstrem"
NU Online · Jumat, 11 April 2003 | 18:27 WIB
Jakarta, NU Online
Demikian pernyataan pers mantan Presiden Abdurrahman Wahid menanggapi statemen Kapolri Jendral Dai Bahtiar, yang menyatakan bahwa GAM tidak sungguh-sungguh menginginkan perdamaian. Konferensi digelar digedung PBNU (11/4/03) sehari setelah kunjungan Gus Dur dari Konferensi Perdamaian Dunia yang membahas Invasi AS ke Irak bersama para mantan Perdana Menteri. Dalam jumpa pers yang diantarkan oleh Adhi Massardi, mantan juru bicara presiden itu, Gus Dur menegaskan, “Saya menentang keras operasi militer, jangan campurkan GAM moderat dengan yang ekstrim, sebab kalau begitu terus nanti ada DOM jilid II, dan masalah tidak akan kelar-kelar”. Kekhawatiran Gus Dur cukup beralasan karena kalau sampai itu dilakukan maka GAM ekstrem dan moderat akan menyatu kembali.
Gus Dur menyarankan bahwa kita jangan sampai berhenti berunding” Kita harus terus berunding, namanya juga perundingan pasti ada naik turunnya, saya melihat masalah utamanya soal otonomi daerah, GAM ekstrem minta sepenuhnya dalam arti merdeka, kalau yang moderat, Aceh masih dalam lingkup Indonesia, dengan otonomi khusus”, ujar penggemar Bethoven itu.
<>Dalam penjelasannya Gus Dur menambahkan bahwa UU Syariat Islam tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945, kebijakan ini muncul saat akhir masa jabatannya sebagai Presiden RI ke 4. Kalau perundingan sudah selesai maka GAM akan sibuk dengan urusannya diluar, yang penting didalamnya ditumbuhkan kekuatan untuk pembangunan Aceh.(BSP)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua